Tulisanyg menarik Pak Dhe. Secara judul saya juga setuju dengan Pak Dhe bahwa Global Warming Tidak bisa dicegah. Antara lain kejadian perubahan2 iklim yg sudah terjadi di bumi yg menyebabkan Global Warming, salah satunya dari Teori Supervolcaco pada akhir permian dan cretaceous, evidence-nya ada pada Siberian dan Deccan Trap.
JAKARTA, - Air bersih merupakan salah satu kebutuhan utama bagi masyarakat, tak terkecuali warga DKI Jakarta. Namun sepertinya krisis air bersih masih menjadi satu dari sekian banyak permasalahan Ibu Kota yang harus dibenahi. Nyatanya, masih ada warga yang kesulitan mendapatkan air dan harus mencari cara untuk memenuhi kebutuhan air setiap yang dialami warga Sunter Agung yang bermukim di Jalan Ancol Selatan RT 07 RW 03, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Mereka masih menggunakan air sumur untuk kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan pantauan Senin 11/10/2021, setidaknya terdapat dua sumur yang berada di tengah permukiman warga. Baca juga 4 Tahun Anies Baswedan Menanti Kemegahan Jakarta International Stadium Satu terletak di pinggir jalan gang kecil, satu lagi tepat berada di depan rumah warga. Akses untuk mengambil air sumur terbilang cukup sulit. Warga harus membawa sendiri ember atau dirigen dengan kedua tangannya melewati gang sempit. Warga setempat, Sumiyati 55, mengaku bahwa wilayahnya memang kerap mengalami krisis air di rumah. Banyak warga mengandalkan air sumur untuk mencukupi kebutuhan air mereka. "Sumur ini dipakai kalau ada kebutuhan saja, kalau air mati ya air sumur yang dipakai. Sumur punya warga setempat, warga yang bikin," kata Sumiyati kepada "Sering kesulitan air, setiap hari krisis air kalau di sini. Jadi air PAM galirnya kalau malam aja, di atas jam 12. Untuk memenuhi kebutuhan ya itu pakai air sumur," sambungnya. Sumiyati bahkan membuat tempat penampungan air bawah tanah di rumahnya. "Sekarang saya pakai air PAM juga, tapi saya pakai tampungan bawah tanah. Ya karena airnya susah jadi pake tampungan bawah tanah karena lebih rendah jadi airnya cepet ngalir. Saya pakai tampungan atas bawah," tuturnya. Baca juga 4 Tahun Kepemimpinan Anies, Angka Kemiskinan Jakarta Meningkat Akibat Pandemi Covid-19 Sumur yang berada dekat kediaman Sumiyati memiliki kedalaman sekitar 15 meter. Airnya pun nampak cukup bening dan tidak berbau. Tak heran, Sumiyati dan warga lainnya masih menggunakan air sumur untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Sumiyati bercerita, sumur tersebut sudah menjadi sumber air bagi warga setempat sejak puluhan tahun lalu. Kata dia, beberapa tahun silam, ada kamar mandi yang dibangun dekat sumur untuk warga setempat. Namun, saat ini sudah dibongkar menjadi rumah kontrakan. Selang 10 meter dari rumah Sumiyati, terlihat seorang warga lainnya, Iyus 52 sedang menimba air di sumur yang berada tepat di depan rumahnya. Senada dengan Sumiyati, Iyus juga membenarkan bahwa warga setempat sering merasa kesulitan memenuhi kebutuhan air. Oleh sebab itu, sumur menjadi sumber air bagi dia dan warga 07 lainnya. "Sampai saat ini masih pakai air sumur, ledeng tetep ada, tapi kebiasaan orang sini masih pakai air sumur, karena ini kan airnya cukup bersih, dan tawar. Enggak payau atau bau," ucap Iyus."Jadi sumber air buat warga di sini. Sering kalau krisis air mah di sini. Air PAM-nya kecil, jadi orang pada ngambil air sumur," lanjutnya. Baca juga Pencapresan Anies 2024 Masih Gelap Gulita Iyus menambahkan, air sumur biasanya dia gunakan untuk kebutuhan mencuci dan mandi. Sementara untuk kebutuhan memasak, dia tetap menggunakan air PAM atau membeli air galon isi ulang. Sebelumnya, krisis air juga sempat dirasakan warga RW 12, Kelurahan Pademangan Barat, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara pada September 2021 lalu. Selama berhari-hari air di rumah mereka keruh dan berbau, serta beberapa di antaranya mengalami mati total. Salah satu warga, Puji 53 mengaku air di rumahnya tidak mengalir sejak Minggu 19/9/2021. ā€œDari hari Minggu airnya mati, Ada juga yang airnya ngalir tapi keruh,ā€ kata Puji Rabu 22 September 2021. Sebagian dari warga yang kekurangan air terpaksa harus membeli air galon isi ulang untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. ā€œYa terpaksa beli air galon soalnya airnya bau, enggak bisa dipakai buat apa-apa. Sehari bisa 10 galon itu, satunya Rp ucap Maria 61 warga lainnya. Dengan begitu, dalam satu hari Maria bisa menghabiskan biaya sebesar Rp untuk membeli air bersih. Ia pun mengeluh harus mengeluarkan biaya lebih mahal untuk mencukupi kebutuhan mereka. Tak lama kemudian pihak Aetra memberikan keterangan bahwa krisis air yang melanda warga setempat terjadi karena adanya kebocoran pipa. Pada hari yang sama, pihak Aetra langsung mengirimkan satu mobil tangki air untuk dibagikan kepada warga secara gratis. Janji kampanye Anies Ketersediaan air bersih menjadi salah satu isu yang disorot Anies Baswedan dalam janji kampanyenya ketika Pilkada DKI Jakarta 2017. Pengolahan dan distribusi akses air bersih ke warga, menurut Anie dan pasangannya ketika itu, Sandiaga Uno, belum dikelola dengan serius pemerintahan sebelumnya. Dalam pemaparannya disebutkan, Pemerintah memang menggratiskan pemasangan pipa PAM. Namun warga yang memanfaatkan tidak bertambah signifikan, hanya 8,1 persen dari total 10,3 juta penduduk. "Warga masih mengeluhkan buruknya pelayanan dan kualitas air bersih airnya kecil dan berbau yang disalurkan," tulis pihak Anies-Sandi dalam situs "Penghentian kebocoran produksi air bersih dalam penyaluran belum signifikan dari tahun ke tahun," tulisnya. Solusi yang ditawarkan, pipanisasi berjalan dengan peningkatan jumlah pelanggan sebesar 200 persen dari jumlah pelanggan tahun 2015, dengan implementasi bertahap yang dimulai dari daerah dengan akses dan kualitas air terburuk. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Gerakan3. • Sikap permulaan: berdiri tegak, kedua kaki rapat, tangan lurus di sampig badan. • Hitungan 1-4, memutar dan mengayunkan kedua lengan ke arah depan sambil menekuk lutut (ngeper). • Hitungan 5-8, memutar dan mengayunkan kedua lengan ke arah belakang sambil menekuk lutut (ngeper).

Jakarta - Membayangkan sungai atau kali yang ada di Jakarta, mungkin yang terbayang adalah hitam, bau dan penuh sampah. Tapi tidak rupanya jika aliran sungai itu dikelola dan ditata menjadi taman nan asri. Salah satunya di itu terletak di kawasan Rasuna Epicentrum, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan. Lokasinya memang tidak di pinggir jalan, tapi kawasan bisnis di mana berdiri Bakrie Tower, Epiwalk, Plaza Festival dan yang mengunjungi lokasi Kamis 3/8/2015, melihat sungai yang disulap menjadi taman itu terbentang sekitar 500 meter dengan lebar sekitar 8 meter. Pada sisi kiri taman adalah Bakrie Tower, Epiwalk dan satu gedung yang masih dibangun. Sementara seberangnya Apartemen Taman Rasuna. Foto M IqbalSungai itu sebenarnya adalah aliran kali Code yang dibendung. Di kiri kanannya disulap menjadi taman indah seperti tampak pada foto. Tidak ada lahan parkir umumnya taman di Jakarta, karena memang taman ini diperuntukkan untuk menghiasi kawasan berdiri rindang di sisi-sisi sungai, dipercantik dengan rerumputan dan bunga nan asri. Tempat duduk juga tersedia. Lampu-lampu taman dirancang unik membentuk angka 7. Lalu di pinggir sungai berdiri pagar setinggi sekitar 1,5 melihat airnya, tampak berwarna hijau dan tak tercium bau. Tak ada sampah mengambang, hanya dedauan kecil yang jatuh. Bukan itu saja, sungai itu rupanya memiliki banyak ikan. Terlihat ikan-ikan itu muncul di permukaan air yang mayoritas jenis ikan di sungai/Foto M IqbalSebuah papan peringatan di pagar sungai menampilkan tulisan "No Fishing" atau dilarang menangkap ikan. Di tengah aliran airnya, ada dua jembatan yang memotong sungai Epicentrum untuk menghubungkan apartemen dengan diketahui, sungai ini tidak mengalir karena dibendung dengan pintu air yang memisahkan dengan aliran sungai terusannya. Itulah yang menyebabkan ikan bisa ditanam di dalam penggalan sungai itu, tidak kabur ke aliran terusannya. Teknik pembendungan ini dilakukan karena sungai dan taman ini dirancang untuk fasilitas bisnis. Jika berjalan ke ujung pintu air yang merupakan batas "bendungan", terlihat jelas aliran asli air yang berwarna hitam, bau dan ada petugas kebersihan menyebut, aliran air kali Code yang sebenarnya dialihkan di sisi sungai Epicentrum secara terpisah. Aliran itu berada di bawah taman yang menjadi pedestrian dan tempat M IqbalTaman itu memang tampak sangat terawat. Sekitar 5 orang petugas kebersihan tampak tengah menyapu dan membersihkan taman sekitar pukul WIB. Dua orang lainnya menyirami taman melalui mobil tangki air bertuliskan 'Taman Rasuna'.Apakah benar-benar terawat? Tidak juga. Rupanya secantik apapun taman tak luput dari tangan usil manusia. Beberapa coretan dan grafiti terlihat jelas di beberapa lantai taman dan papan yang menuliskan dilarang memancing ikan tadi. Terlepas dari tangan usil itu, keberadaan penggalan sungai ini membuktikan bahwa kita punya potensi untuk menciptakan sungai yang bersih dan cantik, yang bisa menjadi public area space yang diidamkan pemerintah dan masyarakat. Mungkinkah sungai-sungai di Jakarta juga bisa disulap seperti Sungai Epicentrum river walk yang bersih ini? bal/dra
TerhadapYesus dan para murid-Nya, mereka selalu beroposisi dan berkonfrontasi. Sudah sejak dini, Yesus memberikan alarm kepada murid-murid-Nya akan adanya sikap perlawanan dari mereka yang buta akan Allah. Yesus menegaskan bahwa seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan - Diakui atau tidak, kondisi air tanah di Jakarta sangat kotor dan tercemar. Menurut peneliti LIPI, kondisi tersebut bisa berlanjut menjadi krisis air bersih bagi warga Jakarta. "Bahaya pencemaran tersebut akan menjadi bencana bagi kota Jakarta itu sendiri, jika tidak segera diantisipasi," kata Anto Tri Sugiarto, Kepala Balai Pengembangan Instrumentasi BPI LIPI, dalam keterangan persnya, Kamis 22/3/2018, di Jakarta. Untuk itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI menawarkan dua konsep untuk mencegah bencana krisis air bersih di Jakarta dan kota-kota lainnya. Konsep pertama adalah teknologi integrated floating wetland yang fokus terhadap pemulihan danau dan sungai. Untuk kasus di Jakarta, konsep ini juga dilengkapi dengan integrated water management yang berfokus pada tata kelola air tanah, danau dan sungai yang saling berhubungan. Baca Juga BRI Pasang Mesin ATM di Dasar Laut Pahawang, Ini Kata Peneliti LIPIPasalnya, kondisi geologis Jakarta yang terdiri dari endapan gunung api di selatan dan endapan alluvial laut di utara membuat 13 sungai dan 55 danau, serta waduk, di Jakarta terhubung satu dengan lainnya. Apabila terjadi pencemaran di salah satu sumber air, tentu akan mempengaruhi sumber lainnya. Sementara itu, konsep kedua adalah teknologi Nanobubble yang mengolah air limbah agar tidak mencemari sungai dan danau. LIPI melakukan riset selama kurang lebih tiga tahun untuk menemukan cara memperoleh air bersih. Ilmuwan memanfaatkan teknologi yang ada, baik konvensional ataupun canggih di bidang biologi, fisika, dan kimia. Baca juga Limbah Pabrik Ancam Ekosistem Sungai Bengawan Solo, Ini Kata Ahli "Tidak dapat dimungkiri, ancaman krisis air bersih tersebut membuat LIPI bergerak lebih awal untuk pengembangan penelitian terhadap sungai dan danau di Jakarta, serta di Indonesia,ā€ kata Anto, saat dihubungi Kamis 22/3/2018.
Liputan6com, Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memastikan bahwa pemerintah tidak akan langsung menyetujui permintaan dari konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia-China untuk menyuntikkan tambahan dana dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Alia
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. [caption id="attachment_217825" align="aligncenter" width="509" caption="Petugas kebersihan sedang membersihkan tumpukan sawah di sebuah kali di daerah Sawah Besar, Jakarta Pusat dokumentasi pribadi."][/caption] Kali dengan air yang keruh, bau, dan kotor dipenuhi sampah adalah wajah buram Jakarta. Nampaknya, tak ada satupun kali di kota ini yang betul-betul bersih dan menyejukkan kala dipandang mata. Ini adalah mimpi warga Jakarta yang entah kapan bakal terwujud. Saat pertama kali datang ke Jakarta, saya sedikit terkejut kala kendaraan yang saya tumpangi lewat di depan gedung Bina Graha bagian dari Istana Negara. Betapa tidak, ternyata Kali Ciliwung sekotor itu, padahal lokasinya tidak jauh dari Istana Negara. Merubah habitus Suatu pagi, kala berangkat ke kantor, saya tiba-tiba terperanjat ketika menyaksikan seorang ibu paruh baya menumpahkan semua isi bak sampah yang ditentangnya ke kali. Saya menjadi lemas ketika menyaksikan itu dilakoninya dengan biasa saja, tanpa rasa malu dan bersalah, bahkan sembari melempar senyum ramah ke arah saya. Menurut saya, peristiwa pagi itu adalah sumbu masalahnya, yakni soal habitus jelek kita yang membuang sampah seenak hati, yang menganggap kali sebagai bak sampah terpanjang di dunia. Semua jenis sampah dan limbah kita tumpahkan–secara langsung dan tidak langsung ke kali–tanpa rasa bersalah. Kita sering mengutuki pemerintah daerah soal banjir Jakarta yang rutin datang menyambangi kala musim penghujan tiba. Tanpa pernah merenung bahwa selokan menjadi mampet dan kali-kali mengalami pendangkalan karena ulah kita yang membuang sampah seenak hati. Kita terlalu egois dan hanya bisa menyalahkan orang lain. Merubah habitus memang bukan perkara remeh, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi habitus tersebut merupakan hasil bentukan selama puluhan tahun. Wanita paru baya yang saya kisahkan di atasmungkin telah melakoni ā€œperbuatan tak terpujinyaā€ selama puluhan tahun. Boleh jadi sejak dia masih kanak-kanak. Makanya dia melakukannya dengan biasa saja, tanpa ekspresi rasa bersalah sekalipun. Jika demikian, ini tentu terkait dengan proses pendidikan yang dapat menumbuhkan kesadaran bahwa membuang sampah harus pada tempat yang seharusnya sejak kanak-kanak. Dan di sini, peran keluarga dan institusi pendidikan sekolah/pendidik amatlah sentral bagaimana menumbuhkan rasa bersalah, bahkan berdosa kala membuang sampah sembarangan. Dalam masyarakat bercorak patriliniar seperti Indonesia, juga butuh campur tangan seorang pemimpin untuk merubah habitus tak baik yang telah mengakar di masyarakat. Harus ada tauladan dan contoh serta ketegasan dari para pemimpin terkait hal ini. Tak cukup hanya imbauan, harus dengan tindakan nyata. Di Jakarta para pemimpin itu adalah mulai dari gubernur hingga ketua RT/RW. Cara yang dilakukan, ketua RW. 09, Kelurahan Bidara Cina, Jakarta Timur, berikut ini mungkin salah satu upaya –meskipun sedikit pesimistis – yang patut diapresiasi….hehehe [caption id="attachment_217826" align="aligncenter" width="488" caption="Kebersihan sebagian dari iman dokumentasi pribadi."] 135018640699510030 [/caption] Lihat Sosbud Selengkapnya
Dilansirdari Liputan6.com, perbedaan etika dan etiket dapat kita mulai dari mengenal fungsi dari etika dalam kehidupan sehari-hari. Etika memiliki fungsi sebagai tempat mendapatkan orientasi kritis yang berhadapan dengan beragam kedaan moralitas yang membingungkan. Selain itu, etika juga berfungsi menunjukan adanya keterampilan intelektual.
JAKARTA, - Pendiri dan Pimpinan Indonesia Water Institute IWI Firdaus Ali mengatakan selama pandemi Covid-19 kebutuhan air masyarakat di Indonesia meningkat hingga tiga kali lipat. "Kebutuhan terhadap air bersih meningkat dengan sangat signifikan sampai tiga kali lipat di tengah krisis akibat Pandemi Covid-19," kata Firdaus dalam diskusi virtual Indonesia Water Institute, Senin 22/03/2021. Menurutnya, pandemi Covid-19 mengakibatkan semakin banyaknya konsumsi masyarakat akan air, terutama untuk kebutuhan mencuci tangan, mandi, dan kebutuhan lainnya sebagai upaya untuk menghindari juga Indonesia Krisis Air, Tingkat Ketersediaan Terendah di Asia Tenggara Hal ini sekaligus menambah tantangan baru bagi peradaban kita, karena penerapan protokol kesehatan. Akses air bersih menjadi penting untuk menerapkan anjuran mencuci tangan dan mengurangi risiko penyebaran virus. Firdaus menjelaskan pada 11 Februari 2021 lalu IWI melaporkan hasil penelitian yang dilakukan selama Oktober-November tahun 2020 tentang kebutuhan air bersih masyarakat di Indonesia. Hasilnya, sepanjang tahun 2020 selama terjadinya pandemi Covid-19 terjadi peningkatan kebutuhan masyarakat akan air yang mencapai 995 liter sampai liter per hari per rumah tersebut meningkat dari kebutuhan air pada kondisi normal yang hanya mencapai 415 liter sampai 615 liter saja per hari per rumah tangga. Baca juga Jokowi Resmikan SPAM Umbulan yang Dibangun Medco Energi dan Bangun Cipta "Jadi dengan adanya peningkatan aktivitas hygiene dan sanitasi, kebutuhan air bersih meningkat hingga tiga kali lipat dari kondisi sebelum pandemi," kata Firdaus. Beban pengeluaran masyarakat untuk mendapatkan air bersih juga meningkat lima kali lipat dibandingkan kondisi normal. "Dan ini terjadi ketika di mana masyarakat kita kehilangan sebagian pendapatan mereka, bahkan pekerjaan mereka dan peningkatan kebutuhan air ini menambah spending mereka," ujarnya. Tak hanya pemerintah, masyarakat terutama generasi Z yang merupakan populasi terbesar yakni 27,98 persen dari 272 juta penduduk Indonesia harus ikut menjaga kelangsungan ketersediaan air bersih di Indonesia. Hal itu penting agar kebutuhan air bersih di Indonesia dapat terus terpenuhi sehingga ke depan Indonesia dapat terbebas dari krisis air bersih. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Pollingtentang Apakah kamu setuju bila pertemuan ke 14 dimajukan ke tanggal 3 Mei? dibuat pada 26/04/2021 Jam 08:52 WIB. Polling ini memiliki 2 opsi jawaban dan sudah menerima 14 suara. Melakukan pemilihan berulang kali tidak diperbolehkan. Pemeriksaan duplikasi didasarkan pada alamat IP pemilih.

Oleh Atep Afia Hidayat – DKI Jakarta memiliki luas wilayah daratan 661,52 km persegi dan lautan km persegi. Berdasarkan Sensus Penduduk 2010 berpenduduk 9,6 juta jiwa. Itu penduduk resmi yang berdomisili di Jakarta, belum termasuk para komuter dari Bodetabek dan daerah lainnya. Di wilayah DKI Jakarta mengalir beberapa sungai seperti Kali Angke, Kali Pesangrahan, Kali Grogol, Kali Krukut, Kali Cedeng, Kali Sunter, Kali Ciliwung, Kali Cipinang, Kali Buaran, Kali Cakung, dan sebagainya. Yang menjadi obyek Kamkasih atau Prokasih hanya sebagian saja, belum seluruhnya. Padahal kondisi ekologi semua sungai tersebut amat memperhatikan, tercemar berat. Dengan demikian, sudah selayaknya Kampanye Kali Bersih Kamkasih dan Program Kali Bersih Prokasih di perluas, hingga mencakup semua sungai yang ada di DKI Jakarta. Baik secara kualitas atau kuantitas Kamkasih dan Prokasih layak diperluas, lebih di masyarakatkan, hingga sasarannya benar-benar tercapai. Sungai merupakan faktor pendukung kehidupan, terutama menyangkut sumber daya perairan. Apalagi untuk wilayah DKI Jakarta yang menyandang beban semakin berat, karena tekanan jumlah penduduk dan industrialisasi. Pencemaran sungai-sungai di wilayah DKI Jakarta sudah jauh melampaui ambang batas. Hal itu tak lain karena masih rendahnya kepatuhan pengusaha dan masyarakat luas terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Atau mungkin saja berbagai perangkat hukum tersebut belum benar-benar di kenali atau belum populer. Untuk berkembangnya sadar hukum terlebih dahulu harus ada upaya pengenalan, melalui penyuluhan atau pendidikan dan latihan. Untuk terwujudnya masyarakat yang sadar lingkungan darling harus ada upaya yang di tempuh, mulai dari memasyarakatkan sadar hukum lingkungan, hingga pemberian sanksi dan hukum yang tegas terhadap para pelanggar. Sungai-sungai di DKI Jakarta harus di selamatkan, dan hal tersebut merupakan tanggung jawab semua pihak, siapa pun tanpa kecuali berhak mengamankannya. Data sekitar awal tahun 1990-an saja menunjukkan, Ciliwung mendapatkan suplai limbah tak kurang dari kg per hari, berasal dari 10 pabrik. Belum lagi berkubik-kubik sampah rumah tangga. Begitu pula kali Cipinang dialiri limbah kg setiap hari, berasal dari 32 pabrik. Lantas, bagaimana dengan kondisi saat ini ? Sebenarnya hal tersebut tak bisa di biarkan berlarut larut. Bagaimanapun keberadaan sebuah sungai menyangkut kepentingan orang banyak, sungguh tidak bermoral mengotori dan meracuninya. Sudah selayaknya, setiap industriawan ada di DKI Jakarta mematuhi SK Gubernur DKI mengenai baku mutu air limbah. Agar operasional di lapangan bias berjalan sepenuhnya, Bapedal Badan Pengendali Dampak Lingkungan harusa menjalankan fungsinya dengan optimal. Dengan kehadiran Bapedal, Pemda DKI Jakarta diharapkan lebih cepat tanggap dan lebih mampu bertindak tegas terhadap para pencemar sungai. Apalagi dengan adanya perusahaan Daerah Pengelolaan Air Limbah PD PAL seolah merupakan jawaban yang tepat. PD PAL memang di perlukan, mengingat ada puluhan ribu industri yang ada di wilayah DKI Jakarta, di hasilkan limbah padat jutaan meter kubik, gas jutaan meter kubik, dan cair ratusan ribu meter kubik. Sebagian besar limbah cair tersebut dialirkan ke sungai-sungai, baik melalui proses waste water treatment atau langsung. Kamkasih atau Prokasih DKI Jakarta hanya akan benar-benar berhasil jika mendapat dukungan segenap anggota masyarakat. Bagaimanapun semua sungai tersebut merupakan jaminan untuk kelangsungan hidup, terutama menyangkut pemenuhan kebutuhan air. Apalagi mengingat cadangan air bawah tanah ground water yang makin menipis, bahkan di beberapa kecamatan di Jakarta Utara dan Barat, air tanah sudah payau, keruh, asam dan asin karena rembesan air laut. Sekali lagi, Kamkasih dan Prokasih bukan hanya program milik Pemda DKI Jakarta, Bapedal, KLH atau pemilik pabrik, tetapi juga merupakan program seluruh warga DKI. Sudah selayaknya perdikat sebagai provinsi bersungai jernih bisa dicapai. Suatu saat, selain jernih airnya, sungai-sungai di Jakarta bisa dimanfaatkan untuk sarana transportasi dan pariwisata, sebagaimana di Amsterdam. Daya dukung lingkungan Jakarta sudah terlampaui. Artinya seumberdaya lingkungan atau alam sudah tidak mampu lagi mendukung kehidupan yang ideal bagi penduduk. Kondisi lingkungan DKI Jakarta telah mengalami degradasi, hingga berbagai ekosistem seperti sungai, laut pantai, sudah tercemar berat. Begitu pula dengan udara Jakarta, kualitasnya menurun drastis. Selain Kamkasih dan Prokasih di tuntut adanya program udara bersih, program pantai bersih, program permukiman bersih, dan sebagainya. Di antara ekosistem terdapat keterkaitan erat. Sebagai contoh di antara ekosistem sungai dengan pantai yang menjadi muara saling berpengaruh. Program kali bersih layak di perluas menjadi program lingkungan bersih Prolingsih. Atep Afia Sumber Gambar

ikDn4A.
  • trv94ddwnm.pages.dev/112
  • trv94ddwnm.pages.dev/317
  • trv94ddwnm.pages.dev/277
  • trv94ddwnm.pages.dev/409
  • trv94ddwnm.pages.dev/552
  • trv94ddwnm.pages.dev/498
  • trv94ddwnm.pages.dev/433
  • trv94ddwnm.pages.dev/478
  • apa kamu setuju dengan adanya kali bersih di jakarta