kualitastinggi Tas Koleksi Semen PE Inseminasi Buatan Hewan Ramah Lingkungan yang Populer Dalam Gulungan dari Cina, Kemasan polybag Produk, dengan kontrol kualitas yang ketat Kemasan polybag pabrik, menghasilkan kualitas tinggi Kemasan polybag Produk.
Quality Control QC “Life is study, if you don’t study you look like not life” Quality Control atau yang sering disebut dengan QC adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk mengontrol kualitas dalam line produksi. Apalagi dalam dunia industri yang semakin berkembang, menuntut hasil produk yang bersaing dan berkualitas. Produk yang berkualitas dihasilkan dari bahan baku yang berkualitas, teknologi yang berkualitas, dan Sumber Daya Manusia yang berkualitas juga. Tidak menutup kemungkinan meskipun menggunakan bahan baku yang sangat berkualitas dan didukung dengan teknologi yang mutakhir tapi produk yang dihasilkan jauh dari ekspektasi, hal itu bisa disebabkan karena sumber daya manusia nya tidak berkualitas dan berkompeten dalam bidangnya. Ketiga hal tersebut harus saling sinkron satu sama lain dan saling mendukung. Mengapa sumber daya manusia bisa sangat berpengaruh ? karena ketika bahan baku sudah dipesan dan datang, seketika itu harus langsung dicek oleh seseorang yang berkompeten untuk memastikan bahan baku bisa digunakan apa tidak. Tanpa pengecekan dan suatu proses, benda tersebut hanya sekedar menjadi benda tanpa bisa menjadi sebuah hasil. Semua proses dari awal sampai akhir, harus melalui pengecekan oleh inspektor yang berkompeten untuk memastikan quality produk tersebut terjaga dengan standar yang telah ditetapkan. Produk yang berkualitas mencerminkan bahwa perusahaan tersebut juga berkualitas. Mengapa kualitas sangat penting untuk dipertahankan pada suatu produk ? dikarenakan kualitas produk adalah yang dicari oleh konsumen, bukan hanya sekedar murah, tapi quality juga. Apalagi jika produk tersebut sudah merambah ke dunia ekspor, tentu quality adalah prioritas utama. Quality merupakan mutu sebuah barang dagang. Maju mundur dan baik buruknya suatu perusahaan tergantung kualitas produknya, selain itu harus diimbangi dengan kuantitas pengiriman tepat pada waktunya. Selain memperhatikan quality pihak perusahaan juga harus menjaga kuantitas pesanannya. Jika hanya menghasilkan produk berkualitas 1 pcs dari 10 pcs order, maka ini akan merugikan. Jadi quality dan kuantitas harus dipertahankan bersamaan untuk memenuhi pesanan order yang diterima. Dikarenakan begitu pentingnya menjaga quality produk ekspor, harus ada seseorang yang bertanggung jawab untuk memastikan kondisi satu yang bertanggung jawab di dalamnya adalah seorang Quality Control QC. Quality Control adalah seseorang yang bertugas dan bertanggung jawab untuk mengecek, mengontrol, dan memastikan quality suatu produk sesuai dengan permintaan dari Buyer. Artinya semua usaha dilakukan untuk menjamin assurance agar hasil dari pelaksanaan sesuai dengan planning dan memuaskan konsumen. Tujuannya adalah agar produk tersebut tetap sesuai dengan standar yang diinginkan. Tugas pengontrolan yang dilakukan adalah selama proses produksi dari produk tersebut. Adapun tugas dari seorang QC Quality Control dapat dijelaskan seperti di bawah ini Mengetahui detail tanggung jawab utama seorang QC, Seorang QC harus punya rasa memiliki, bertanggung jawab, dan menguasai tugas tugas atau hal apa yang harus dilakukan oleh seorang QC itu sendiri. Dengan memiliki sikap tersebut akanada rasa kepedulian akan produk yang dihasilkan nantinya. Apabila QC bekerja tanpa rasa peduli dan sikap profesionalisme, maka dapat dipastikan cara bekerjanya akan sembarangan tidak sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan. Tugas seorang leader adalah untuk menanamkan sikap tersebut kepada masing masing operator QC sehingga dapat menjaga barang agar hasilnya lebih baik dan quality sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. QC harus sadar bahwa memiliki tugas dan tanggung jawab yang penting akan quality. Setelah masing masing operator memiliki sikap tersebut, hal hal lain yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut a. Mengetahui quality standart dari Buyer Standart quality acuan dari masing masing Buyer bisa berbeda-beda, oleh sebab itu seorang QC harus mempertahankan Quality semaksimal mungkin agar setiap Buyer merasa puas dan percaya menyerahkan ordernya, karena barang yang dihasilkan mempunyai kualitas yang bagus sesuai yang diharapkan. QC harus paham dengan betul standar acuan quality tersebut. Apabila quality di bawah standar, tentunya Buyer akan mempertanyakan kapasitas dari perusahaan tersebut dan bisa saja mencabut orderannya. b. Mengetahui cara melakukan inspect dengan benar Seorang QC harus mengetahui dan memahami bagaimana cara menginspect yang benar sesuai dengan SOP yang berlaku, mereka juga harus tahu alternatif cara dalam memperlakukan dan menangani kasus kasus tertentu. Mereka harus memahami kritikal poin style yang sedang dikerjakan, misalnya di line sedang sewing style T-shirt V-Neck. Masalah yang sering timbul adalah di bagian neck nya sering tidak seimbang / balance, mereka harus paham dengan betul cara mengatasi masalah tersebut, dengan ketangkasan dan pengalaman, seorang QC dapat menangani masalah tersebut. Mengetahui cara mengontrol permasalahan / problem yang muncul di line produksi, Sebuah perencanaan yang sudah matang terkadang juga masih bisa menemui kendala kendala yang sering muncul seiring dengan proses yang terjadi. Untuk mengantisipasi kemungkinan masalah tersebut, diperlukan tindakan yang cepat dan antisipatif. Seorang yang berpengalaman dan berkompeten akan bisa menemukan solusi secepat mungkin meskipun masalah datang diluar dari perkiraan. Sikap yang seperti inilah yang sangat diapresiasi dan ingin dikembangkan oleh setiap perusahaan terhadap masing masing karyawannya. Hanya sumber daya manusia yang berkualitas yang didukung dengan pengalaman yang bisa melakukan hal tersebut. Akan tetapi jika tahap seorang QC belum sampai level tersebut, hal yang perlu disiapkan adalah tindakan antisipatif. Jadi, biasanya seorang leader akan melakukan meeting internal untuk membahas style yang akan jalan sewing. Mereka akan membahas tentang kritikal point, masalah yang sering muncul, tindakan antisipatif, dan lain sebagainya. Setelah berkoordinasi secara intern, mereka biasanya akan melakukan tindakan tindakan untuk tahapan selanjutnya seperti di bawah ini a. Pre Production Meeting PPM Sebelum menjalankan style baru, semua bagian dalam produksi harus melakukan koordinasi atau meeting untuk membahas segala sesuatunya tentang style tersebut. Begitu juga dengan QC, mereka harus melakukan meeting internal dulu sebelum melakukan meeting dengan bagian lain. Mereka harus mengetahui tentang style yang akan dikerjakan, mengetahui dan memahami spec masing masing ukuran dalam style tersebut jangan sampai salah ukuran, bagaimana cara menjahit dan jenis jenis jahitan yang ada dalam style tersebut, dan mengetahui accessories apa saja yang harus terpasang dalam style tersebut. b. Mengecek dan mengontrol proses di sewing Pada umumnya akan ditempatkan masing masing QC di line untuk mengecek dan mengontrol proses berjalannya sewing. Meskipun operator sewing sudah terlatih terkadang mereka juga sering membuat kesalahan dan melupakan proses, jadi QC harus mengecek dan mengontrol segala proses yang harus ada dan tidak ada dalam worksheet style yang diterima dari Buyer. QC harus memastikan hal tersebut dengan benar, jangan sampai ada proses yang terlewat. Misalnya pemasangan bartack. c. Koordinasi dengan bagian yang bersangkutan, Seorang QC juga harus selalu berkoordinasi dengan semua bagian yang bersangkutan selama proses produksi style tersebut, misalnya operator sewing, supervisor, chief, mekanik dan supervisor QC. Hal ini perlu dilakukan jika suatu saat mengalami masalah yang cukup serius. Semua bagian harus peduli jika ada comment dan perbaikan yang harus dilakukan, jika hanya QC saja hal itu akan percuma jika tidak diikuti tindakan di sewingnya. QC juga harus membangun komunikasi yang baik dengan merchandiser untuk mendapatkan informasi informasi yang benar dan akurat dari Buyer. Sebelum memulai proses alangkah baiknya berkomunikasi terlebih dahulu dan jika menemukan informasi yang belum dipahami segera komunikasi dengan merchandiser untuk membantu mengkonfirmasi hal tersebut. d. Jangan meninggalkan operator sebelum mereka memberikan hasil yang baik, Dalam dunia kerja pergantian karyawan sangat wajar, terlebih operator sewing. Mereka terkadang merasakan tekanan yang cukup besar untuk menyelesaikan target yang diberikan kepadanya. Dengan tekanan yang tinggi, terkadang mereka tidak kuat dan harus mengundurkan diri dan nantinya akan digantikan dengan operator sewing baru yang belum cukup pengalaman. Seorang QC harus menunggu dan memberikan instruksi secara terus menerus kepada operator tersebut sampai memberikan kualitas yang diinginkan. Terkadang, meskipun operator yang sudah berpengalaman juga bisa mengalami masalah yang sama dengan operator sewing yang baru jika sedang mengerjakan proses baru yang sebelumnya belum pernah dikerjakan. e. QC Line / QC Running dan QC End Line harus selalu koordinasi apabila menemukan suatu masalah yang ditemukan, QC bertanggung jawab memberikan arahan proses yang benar sehingga menghasilkan output yang bagus. Jika ada comment, mereka sebaiknya langsung menginformasikan kepada supervisor dan yang bertanggung jawab di masing masing bagiannya sehingga dengan segera bisa dilakukan perbaikan. QC tidak bisa dengan seenaknya mengambil keputusan secara pribadi dan subjektif, mereka harus mendiskusikannya kepada masing masing kepala jika menemukan masalah. Dengan begitu, koordinasi akan terjalin dengan baik dan tidak ada kesalahpahaman di masa mendatang yang berpotensi menjadi konflik. Mengetahui bagaimana cara membuat penilaian yang baik dalam pekerjaan, Penilaian yang dimaksud di sini bukannya dengan angka kumulatif, akan tetapi lebih berkaitan dengan mencari sumber permasalahan dan bagaimana solusinya. Kalau ada permasalahan dalam proses, QC harus berkoordinasi dan memberitahukan kepada supervisor dan atau bagian lain yang bertanggung jawab dalam sewing. Pengambilan keputusan sangatlah penting demi kelancaran proses tersebut. Seorang QC yang berkerja sesuai dengan prosedur akan melakukan hal hal di bawah ini jika menemukan masalah, a. Tindakan ketika menemukan problem di line, Apabila dalam prosesnya menemukan masalah di line, seorang QC harus mengecek bagian operator yang melakukan kesalahan, dan menanyakan alasan peyebab kesalahan dan sumber kesalahan tersebut. Setelah mendapatkan jawaban, QC harus menganalisis dan menentukan problem solving untuk masalah tersebut. Jika murni kesalahan operator, maka operator tersebut harus ditraining kembali untuk memperbaiki kualitasnya. Akan tetapi jika permasalah ditimbulkan oleh masalah mesin dan atau yang lain, maka perlu didiskusikan dengan seseorang yang bertanggung jawab. b. Diskusikan dengan orang yang berwenang, Seperti pada poin pertama, jika menemukan kendala dalam proses produksi. Apabila masalah diluar kendali seorang QC, mereka wajib berkoordinasi dan berkomunikasi dengan bagian yang berhubungan secara langsung. Tanpa melakukan hal tersebut, akan menyalahi prosedur yang ada dan bisa menimbulkan konflik dan kesalahpahaman dalam produksi jikalau bertindak seorang diri tanpa persetujuan dari pihak yang terkait dan pemberitahuan sebelumnya. c. Koordinasi dengan supervisor QC dan QA, Sebelum berdiskusi dengan bagian lain yang berkaitan, lebih baik diskusikan terlebih dahulu dengan masing masing supervisor QC terlebih melakukan tindakan sembrono dengan bertindak seorang diri, jika nanti ada kesalahan tidak ada yang tahu menahu masalah tersebut. Selalu komunikasi dengan supervisor QC jika mendapatkan masalah dalam proses produksi. Jika permasalahan yang dihadapi tentang quality masih belum menemukan solusi, komunikasikan dengan Quality Assurance QA yang bertugas. QA juga bertanggung jawab mengenai quality yang sedang dalam proses produksi. QA juga harus ikut mengontrol quality tersebut. Jadi QC harus selalu berkoordinasi dengan QA untuk membahas tentang quality. Menanamkan sikap yang ketat dalam bekerja dan pengambilan keputusan yang baik, Seorang QC harus mempunyai sikap yang ketat dan tegas jika sudah berbicara tentang quality, jangan sampai karena ada hal hal tertentu yang bersifat subjektif mempengaruhi keputusan tentang hasil produk tersebut. QC harus berani bersikap ketat dan tegas dalam bekerja, jangan meloloskan produk jika itu reject. Keputusan harus diambil dengan tegas sesuai dengan SOP yang berlaku. Adapun sikap sikap QC yang juga harus dimiliki antara lain sebagai berikut a. Harus bisa menentukan quality pass atau fail, QC harus bersikap tegas dan ketat dalam menentukan hasil quality, mereka harus menentukan garmen tersebut pass atau fail. Jika kenyataannya garmen tersebut adalah fail, maka QC harus menyatakan dengan jelas dan tegas bahwa garment tersebut fail. Jangan sampai terintimidasi oleh pihak lain untuk meloloskan garment tersebut. Karena hal tersebut akan merugikan QC dan pabrik itu sendiri di masa mendatang jika ada complain dari Buyer. Jika quality bagus, maka garmen tersebut diloloskan untuk diproses selanjutnya. Akan tetapi jika quality fail, berilah comment dan menyarankan bagaimana caranya untuk improve quality garmen tersebut. b. Memposisikan seolah kita berada di posisi sebagai penjual dan pembeli, Seorang inspektor quality yang handal, akan memposisikan dirinya sebagai penjual sekaligus pembeli. Pada posisi penjual, mereka akan berpikir apa sih yang menarik dan menjadikan daya tarik dari produk tersebut, dengan quality yang seperti ini apakah produk akan laris di pasaran atau tidak, setidaknya minimal itu yang terpikirkan dalam benak mereka. Sementara kalau dalam posisi pembeli mereka akan berpikir, produk ini layak gak sih, quality nya bagus gak sih, workmanship nya kok model begini ya, jahitannya rapi gak sih, kenapa tidak sesuai dengan yang ada di katalog ya, begitulah umumnya pendapat pembeli ketika melihat produk yang akan dibelinya. Di sini quality team setidaknya harus mempertimbangkan poin poin minimal seperti yang telah disebutkan. Dengan begitu, mereka bisa memberikan keputusan yang tepat tentang produk terkait nilai jualnya. Pertimbangan pertimbangan seperti itulah yang bisa mengembangkan produk tersebut menjadi lebih bernilai nantinya. c. Yakin dengan keputusan sendiri dan jangan mudah terpengaruh pihak lain, Sikap kepercayaan diri sangatlah penting dimiliki, terlebih untuk posisi sebagai leader. Dengan kepercayaan diri mereka tidak mudah terpengaruh ataupun intimidasi dari pihak lain. Terkadang tekanan bisa mempengaruhi kualitas kepercayaan diri. Kepercayaan diri akan timbul jika seorang QC berpengalaman, mempunyai skill, dan bekerja sesuai dengan SOP. Apabila QC tidak percaya diri, bagaimana operator sewing akan mengikuti instruksinya. Keraguan dalam memberikan instruksi dan mengambil keputusan akan menyebabkan kebingungan dan ketidakpercayaan terhadap QC tersebut. Sikap pengambilan keputusan sendiri oleh QC sangat penting, dengan begitu artinya QC mempunyai inisiatif, pengalaman, skill, dan sikap yang benar sebagai leader untuk memberikan instruksi dan arahan kepada bagian lainnya. Tidak bisa dipungkiri jika biasanya ada supervisor atau bagian lain yang mencoba mempengaruhi QC tersebut untuk mengubah sesuatu sesuai dengan harus mempunyai pendapat sendiri selama itu benar dan tidak menyalahi prosedur yang ada. Baca juga QC vs QA Quality Control dalam sewing Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas quality control yang ada dalam proses sewing, untuk proses cutting dan lainnya akan dibahas dalam artikel selanjutnya. Seperti yang kita ketahui proses sewing adalah sangat penting untuk menghasilkan pakaian jadi. Mayoritas karyawan di pabrik adalah operator sewing. Mengingat begitu pentingnya proses sewing ini, harus ada orang yang bertanggung jawab mengontrol quality dari hasil sewing tersebut. Peran seorang quality control sangat penting. Seorang QC harus mempunyai skill dan memahami semua detail tentang garment styling. Adapun hal hal dasar yang harus dipahami oleh QC tentang proses sewing adalah sebagai berikut 1. Mengetahui istilah dan nama nama dalam proses garment, Mengetahui nama nama dalam proses adalah kewajiban utama bagi QC. Jangan sampai salah dalam penyebutan prosesnya, nanti bisa berakibat pada kesalahan dalam pengerjaannya. Misalnya antara inseam dan outseam. Jika penyebutan kedua proses ini terbalik akan berakibat pada kesalahan dalam produksi nantinya. Di bawah ini adalah istilah dan nama nama proses garment yang biasa digunakan. Tali loop Lapisan kantong Low Hip Kantong samping Front& Back Rize Inseam&Outseam Leg / bottom Opening Waist Band Knee Button hole Arm hole Neck Shoulder Side seam hoodie Placket, etc. 2. Mengetahui kontruksi dalam garment, Setelah mengetahui istilah dan nama nama proses garment, QC juga wajib mengetahui kontruksi dari garment tersebut. QC harus paham betul tentang spec, jangan sampai salah mengukur spec. Jika sampai salah mengukur spec akan berakibat fatal pada size garmen yang telah dipesan oleh Buyer. Masing masing bagian dalam garment tersebut memiliki spec nya masing masing dan per size garment juga memiliki spec yang berbeda pula. Jadi jangan sampai terbalik dalam mengukur garment tersebut. Spec adalah hal utama yang harus dipahami oleh QC. Sebelum garment itu jalan di produksi lebih baik QC mereview terlebih dahulu spec nya. Akan berakibat fatal jika seorang QC salah dalam mengukur spec. Selain spec, yang perlu dipahami seorang QC dalam istilah kontruksi antara lain SN = Single Nidle DN = Double Nidle Margin = Jarak deri tepi jahitan / sisi jahitan Kampuh = sisa jahitan Gaug = jarak jahitan I ke jahitan II mesin jarum 2 Tension = setelan mesin SPI = Stitch/ langkah jahitan per inc Vertikal = lurus kebawah Horisontal = lurus kesamping Facing Band = lapisan band dalam Tinggi = Height Lebar = Widht Mengetahui Standar Quality Control QC Standar quality masing masing Buyer bisa berbeda karena masing masing mempunyai regulasi tersendiri. Ada kategori high class Buyer, middle class Buyer, dan low class Buyer. Untuk hal itu, pengecekan quality harus menyesuaikan dengan standar Buyer masing masing. Akan tetapi setidaknya seorang QC minimal harus tahu dan menguasai standar quality tingkat menengah. Akan lebih bagus jika QC juga mampu menguasai pengecekan standar quality yang high class, jadi jika sewaktu waktu mendapatkan order dari Buyer nomer wahid tersebut, QC tidak akan merasa kebingungan karena sudah menguasainya. Dan jika mendapatkan order dari Buyer tingkat menengah ke bawah, tinggal menyesuaikan standarnya saja. Pada umumnya standar quality dapat dilihat dari beberapa segi, antara lain a. Berdasarkan jenis fabric, Seperti yang telah kita bahas, fabric adalah bahan baku utama dalam membuat pakaian jadi. Dengan fabric yang berkualitas tinggi maka akan diikuti dengan pengecekan standar quality yang tinggi juga. Hal itu berbanding lurus. Tidak mungkin jika menggunakan quality fabric kelas tinggi akan tetapi menggunakan pengecekan standar kelas tiga. Jika hal tersebut terjadi, ini jelas merugikan Buyer. Karena fabric tersebut dibuat untuk pakaian jadi kelas satu dengan harga yang tinggi. Konsumen akan kecewa jika harus membayar mahal tetapi quality pakaian yang dibeli jelek. Pembeli berharap mendapatkan quality yang bagus dari apa yang telah dibayarkannya. Bagi konsumen ekspor, quality adalah yang utama dari pada harga. Baca juga Proses Inspeksi Fabric di Industri Pakaian b. Berdasarkan permintaan dari GSS General Size Sample, GSS atau dikenal dengan General Size Sample adalah suatu panduan atau acuan untuk mengetahui styling dari garment. Dengan mengetahui GSS ini, seorang QC sudah mendapatkan gambaran tentang styling yang akan jalan di line sewing. Dengan panduan tersebut, cara bekerja QC juga akan terarah. Mereka akan tahu dengan sendirinya apa yang harus dipersiapkan dan dilakukan dengan styling ini, bagaimana pengecekan standar quality nya, tindakan apa yang harus dilakukan untuk menjaga standar quality tersebut, bagaimana cara memperlakukan styling tersebut. Jika seorang QC tidak memiliki sebuah acuan baku, mereka akan bekerja asal asalan dan tidak sesuai dengan regulasi dari Buyer. c. Berdasarkan permintaan dari Buyer, Sebelum memberika order, Buyer akan menentukan dan menetapkan standar quality untuk style tersebut. Sangat tidak mungkin Buyer tidak mematok quality dari orderannya. Pada umumnya quality dari Buyer sudah tertera dalam manual book masing masing, akan tetapi jika tidak menemukan hal tersebut dalam manual book biasanya mengenai standar quality akan dibahas ketika melakukan Pre Production Order PPM dengan acuan sample original yang telah diapproved oleh Buyer tersebut. Garmen produksi harus merujuk sesuai dengan sample tersebut. Mengetahui poin poin quality dan tindakan antisipatif, Seorang quality control yang sudah berpengalaman dan kompeten tentunya sudah sering menemukan dan menjumpai masalah masalah yang sering terjadi saat proses produksi di line. Untuk garmen style langganan sering order, jika terdapat permasalahan pasti di bagian yang sama secara terus menerus. Jadi, QC seharusnya sudah tahu dan bisa bagaimana cara melakukan tindakan antisipatifnya sehingga tidak mengungari target produksi. Berbeda kalau style yang jalan bervariasi, membutuhkan lebih banyak pengalaman dalam menemukan Di bawah ini adalah beberapa contoh permasalahan yang sering muncul saat proses produksi a. Quality point kantong bobok, Untuk bagian kantong bobok sendiri sering mengalami probelm saat jalan di line, biasanya antara bagian kantong bobok sebelah kiri dan kanan tidak sama. Kalau menemukan problem yang seperti ini pihak QC harus memperhatikan dan memastikan penggunakan pattren / pola tanda gambar dan pemasangan band harus diberi tanda yang sesuai. b. Quality point waist band, Untuk poin waist band biasanya masalah yang sering ditemui adalah ujung waist band tidak lurus dan antara kanan kiri tidak rata atau tinggi rendah sebelah. Hal yang perlu diperhatikan oleh QC dan tindakan antisipatifnya adalah ketika menutup ujung waist band harus menjaga sudut 90° dan ujung  waist band harus mengikuti gambar / pola yang sudah ditentukan. c. Quality point outseam dan inseam, Hal ini adalah yang paling sering dijumpai oleh QC dalam bertugas. Outseam dan Inseam kiri kanan tidak sama panjang panjang pendek. Ini adalah masalah klasik yang sering terjadi dalam proses sewing.  Hal yang perlu diperhatikan adalah usahakan di atas meja mesin diberi tanda ukuran pada waktu stick hem / lipat kaki. d. Quality point kantong depan, Ketika menghadapi masalah kantong depan kanan dan kiri lebarnya tidak sama, hal yang perlu diperhatiakan QC adalah penggunaan pattren sebagai tanda dan ketika memasang band diukur terlebih dahulu dan diberi tanda supaya menjadi balance nantinya antara lebar bagian kanan dan kirinya. e. Quality point rumple, Seperti masalah lainnya, untuk point remple sering dijumpai bahwa bagian kanan dan kiri lebarnya tidak sama, dan tindakan yang perlu dilakukan adalah menggunakan pattern sebagai penanda. Peran pattern dalam setiap proses bagian sewing sangatlah penting dalam menentukan batas ataupun tanda ukuran. Usahakan jangan sampai salah membuat pattern untuk produksi, akan menjadi masalah besar terutama dalam spec. Cara mengukur dan cara menginspect Hal yang paling utama atau skill dasar seorang quality control QC adalah mengukur dan menginspect. QC harus sangat menguasai skill mengukur, jangan sampai salah dalam mengukur spec garment. Tingkat capabilitas QC ada pada cara mereka mengukur sebuah spec. Alat yang harus dimiliki oleh QC adalahmeteran, gunakan meteran yang standar yang digunakan secara seragam dalam pabrik tersebut. Bisa saja terjadi perbedaan spec karena berbeda menggunakan meteran. Mari mengenal beberapa ukuran dalam meteran 1 yard  = 36 inch ½ yard = 18 inch 1 inch  = 16/16 atau 8/8 atau cm ½ inch = 8/16 atau 4/8 atau cm ¼ inch = 4/16 atau 2/8 atau cm Untuk seorang professional, ukuran dalam meteran adalah hal yang biasa dijumpai dalam aktifitas sehari hari, akan tetapi untuk masyarakat pada umumnya membaca ukuran dalam meteran mungkin adalah hal yang cukup rumit, kecuali mereka hafal dengan betul urutan pecahan dalam matematika. Pada kesempatan ini penulis akan membahas secara sederhana cara membaca ukuran dalam meteran seperti gambar di atas. Pecahan terkecil dalam meteran dimulai dari angka 1/16. Akan tetapi di meteran tidak menyebutkan tanda ukuran 1/16, tandanya hanya menyebutkan angka 1/8 di garis strip nomer 1 dari angka 1. Ukuran 1/8 didapat dari penjumlahan angka 1/16 dan 1/16 atau didapat dari dua kali lipatnya angka 1/16. Kemudian angka selanjutnya adalah 3/16, ¼, 5/16, 3/8, 7/16, ½, dan seterusnya seperti gambar di atas. Setiap lompatan ukuran ditambah 1/16. Akan tetapi di meteran hanya menyebutkan 1/8, ¼, 3/8, ½, 5/8, ¾, 7/8, dan 1 inch sesuai dengan tanda strip di atas. Jika QC sudah menguasai teori dasar tersebut, mereka bisa mengaplikasikannya dalam dunia kerja. Jangan sampai ada kesalahan pengukuran spec dalam garmen. Karena beda spec akan berakibat fatal pada ukuran garmen. Di bawah ini adalah contoh bagian bagian yang biasa diukur dalam T-shirt a. Neck opening bunder collar pembuka kaki kerah, Untuk bagian neck opening bunder collar cara mengukurnya adalah di kaki kerah posisi untuk kancing. Berdasarkan acuan how to measure styling dan spec, QC harus memastikan ukurannya sesuai. b. Neck width lebar leher, Bagian neck width, cara mengukur spec nya adalah dari tengah leher belakang ke leher depan sesuai dengan acuan spec yang diterima. c. Back Neck width lebar badan belakang, Cara mengukur back neck width adalah dengan mengukurnya dari ujung ketemu ujung di area leher belakang. d. Collar Heigh at Center Back tinggi daun kerah, Untuk bagian collar height at center back cara mengukurnya adalah diukur dari bagian tengah e. Collar Stand Heigh at Center Back, Collar stand height at center back cara mengukurnya adalah dari tinggi kaki kerah bagian belakang. f. Collar Length panjang daun kerah, Untuk collar length atau panjang daun kerah cara mengukurnya adalah ujung ketemu ujung dibagian panjang daun kerah. g. Collar Point lebar ujung daun kerah, Cara mengukur collar point atau lebar ujung daun kerah adalah di lebar dari ujung ke daun kerah. h. Chest, Pengukuran chest adalah dari lebar dada turun 1 inch dari ketiak. Terkadang pengukuran chest sering kali salah karena tidak tepat pada posisi titik awal pengambilan ukuran. i. Waist, Untuk pengukuran waist / pinggang tidak ada acuan baku tergantung dari permintaan di sewing detail dan jangan lupa make sure lagi dengan spec yang diminta. j. Arm hole, Dalam mengukur arm hole, cara ukurnya adalah di lebar tangan mengikuti bentuk lebar tangan. Pastikan kembali ukurannya dengan yang disebutkan dalam spec. k. Center front length, Pengukuran center front length adalah dari sambungan kaki kerah tengah tepat pada lobang kancing bawah. Jangan sampai salah menentukan posisi titik awal pengukuran. l. Center back length, Cara mengukur center back length / panjang badan belakang adalah dari tengah badan belakang ke bottom hem lipatan bawah. m. Length body front, Untuk length body front, cara mengukurnya adalah dari panjang badan depan dari sambungan badan ke bottom hem. n. Untuk tinggi kantong diukur dari sambungan pundak. Mengingat begitu pentingnya ukuran spec, seorang QC tidak boleh sampai salah dalam mengukur per bagian dalam garmen tersebut. Jika terdapat kesalahan dalam pengukuran akan berakibat pada besar kecilnya size yang dipesan. Misalnya konsumen sudah memesan size M akan tetapi garmen yang diterima adalah size XS atau bahkan size XL, pasti konsumen akan komplain kepada outlet dan ini akan berimbas pada kepercayaan dan quality akan produk tersebut dipertanyakan. Hal ini akan menjadi issue besar bagi Buyer. Selain mengukur, QC juga harus menginspect garmen tersebut. Mengukur berbeda dengan menginspect. Mengukur belum tentu menginspect, akan tetapi menginspect sudah pasti ada proses mengukur di dalamnya. Mengukur merupakan akitifas pengukuran garmen yang disesuaikan dengan permintaan Buyer sesuai dengan spec. Sementara menginspect Inspection adalah proses pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas ini bersifat luas, bisa berarti quality produk, bisa berarti ukuran, workmanship, dan visual dari produk Pengertian Inspeksi atau Inspection menurut penulis adalah pemeriksaan secara seksama beserta pengendalian terhadap suatu produk yang dihasilkan untuk menghasilkan produk sesuai dengan standar dan aturan yang telah ditetapkan pada produk tersebut. Dalam pengendalian quality, inspeksi merupakan salah satu elemen yang sangat penting. Inspection Inspeksi diperlukan untuk memastikan kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan dan standarnya sehingga kepuasan pelanggan dapat terjaga dengan baik. Selain mengendalikan kualitas dan menjaga kepuasan pelanggan, Inspeksi juga dapat mengurangi biaya-biaya manufakturing akibat buruknya kualitas produksi seperti biaya pengembalian produk dari pelanggan, biaya pengerjaan ulang over time dalam jumlah banyak dan biaya pembuangan bahan limbah yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam prakteknya pada Industri Manufakturing, unit kerja yang berkaitan dengan Inspeksi dan Pengujian ini bertanggung jawab untuk menilai kualitas bahan bahan baku yang disupplai oleh supplier dan produk jadi yang dihasilkan oleh perusahaan manufakturing itu sendiri apakah telah sesuai dengan karakteristik dan standar yang ditentukan dari Buyer. Unit kerja yang bertanggung jawab untuk mendeteksi dan memilah komponen komponen yang telah dikirimkan oleh supplier ataupun produk setengah jadi Semi Products dari unit kerja lainnya apakah sudah sesuai dengan standar kualitas yang ditentukan, biasanya disebut dengan IQC Incoming Quality Control. Sedangkan unit kerja yang bertanggung jawab untuk inspeksi dan pengujian terhadap produk jadi finished goods yang di produksi oleh perusahaan manufakturing ini biasanya disebut dengan OQC atau Outgoing Quality Control. Pada umumnya untuk kedua istilah tersebut kita biasa menyebutnya dengan QC Quality Control. Inspeksi atau Inspection pada dasarnya hanya melakukan pengukuran terhadap tingkat kesesuaian dengan standar dan karakteristik produk yang yang ditentukan dan memisahkan produk produk yang tidak sesuai dengan standar kualitas dibawah standar dengan produk produk yang memenuhi standar kualitas yang ditentukan. Inspeksi merupakan metode yang paling umum digunakan oleh perusahaan manufakturing untuk mencapai keseragaman kualitas produk dan Standarisasi produk. Jika produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan ketentuan standar dan spesifikasi maka produk tersebut akan ditolak dan pihak yang bertanggung jawab harus melakukan tindakan perbaikan corrective countermeasure sesuai comment agar tidak terjadi lagi ketidaksesuaian standar di masa yang akan datang dan produk tersebut tidak bisa diloloskan untuk ekspor jika kualitasnya buruk. Baca juga Tahapan Dalam Pemeriksaan Garmen Mengingat begitu pentingnya peran seorang Quality Control, dasar dasar dan skill setiap personnya harus selalu ditingkatkan dan upgrade menyesuaikan tuntutan dan permintaan pasar global. Untuk menjaga quality agar tetap bagus secara konsisten, diperlukan adanya sumber daya manusia yang unggul dan mampu menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Quality produk harus selalu meningkat untuk menjaga persaingan dengan perusahaan lain, minimal harus sama jika ingin tetap bertahan dalam persaingan industri yang semakin maju. Bertahan atau terus maju adalah pilihan yang harus diambil oleh suatu perusahaan, untuk terus maju harus diimbangi dengan quality yang semakin membaik. Untuk menghasilkan quality yang baik dimulai dari penggunaan bahan baku yang berkualitas dan harus melalui beberapa proses inspeksi setiap prosesnya mulai dari awal sampai dengan akhir proses oleh seseorang yang berkompeten dalam bidangnya. Demikianlah artikel yang bisa penulis paparkan pada kesempatan kali ini, tentunya banyak kekurangan dalam artikel ini, support dari rekan pembaca semua sangat berpengaruh dalam perbaikan artikel. Saran dari pembaca semua akan menambah khasanah keilmuan penulis, mari sama sama belajar dan berkembang bersama. Terima kasih atas kunjungan dan supportnya, tetap kunjungi blog ini untuk mendapatkan update artikel selanjutnya^^. Referensi ilmumanajemenindustri Referensi garmentsmerchandising Referensi welcomesubarashii
Nah buat kamu yang mau ikutan u ntuk jadi investor properti, kamu harus tau dulu istilah-istilah yang sering digunakan dalam bisnis ini. Yaa, hitung-hitung buat nambah pengetahuan dan biar kamu nggak 'buta' tentang properti. So
Ada banyak sekali sektor industri yang populer di Indonesia, salah satunya adalah industri garmen. Pakaian yang kita kenakan sehari-hari merupakan salah satu contoh produk akhir yang dihasilkan oleh sektor industri ini. Nah, berikut ini pembahasan lebih lanjut mengenai industri garmen yang harus Anda ketahui! Apa Itu Industri Garmen? Sumber Gambar 1 Sederhananya, garmen adalah sektor industri yang berhubungan dengan proses pembuatan pakaian dari kain hingga jadi produk siap pakai dalam skala besar/massal. Untuk segmentasi pasarnya sendiri sangat luas, mengingat pakaian merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Setiap orang dari berbagai kalangan sosial dan usia selalu membutuhkan pakaian, sebab itulah industri garmen ini jadi salah satu sektor industri jangka panjang yang selalu dibutuhkan. Untuk produk garmen yang dihasilkan juga sangatlah beragam, mulai dari seragam sekolah, seragam kerja, seragam kedinasan, kemeja, kaos, berbagai jenis celana, dan beragam model pakaian lainnya. Lalu apa perbedaan antara garmen dan tekstil? Sederhananya, garmen adalah proses yang lebih berfokus pada pembuatan pakaian siap pakai atau pakaian jadi. Sementara, industri tekstil mencakup keseluruhan proses produksi pakaian mulai dari tahap pengolahan seratnya hingga pakaian jadi. Istilah dalam Industri Garmen Garmen adalah salah satu sektor manufaktur yang besar, sama seperti sektor industri lainnya disini digunakanlah beberapa istilah-istilah khusus. Sebenarnya, istilah dalam dunia garmen sendiri ada banyak sekali. Namun, kita akan membahas beberapa istilah umumnya saja yang paling kerap digunakan, diantaranya adalah Accessories material tambahan yang digunakan sebagai pelengkap pakaian. Contohnya saja kancing, resleting, dan sejenisnya. BOM merupakan singkatan dari Bill of Material atau daftar bahan baku yang diperlukan untuk membuat pakaian. BOM ini biasanya disiapkan oleh merchandiser pabrik. Bulk nama lain dari mass production alias produksi dalam skala besar, sesuai dengan permintaan buyer. Consumption istilah yang merujuk pada banyaknya penggunaan material dalam satu garmen. Finished Goods sebutan untuk produk jadi, produk yang sudah dalam kondisi siap jual ke pasaran. Inspection istilah untuk aktivitas inspeksi atau pengecekan, salah satu contohnya adalah pengecekan material. Bahan Baku Utama yang Kerap Digunakan dalam Industri Garmen Sebenarnya bahan baku manufaktur garmen sendiri sangat banyak sekali, apalagi tiap jenisnya punya variasi warna dan spesifikasi yang berbeda. Tapi, secara umum ada 3 bahan baku pokok yang pasti selalu digunakan dalam industri garmen, diantaranya adalah Kain bahan baku utama, kain ini beraneka ragam. Mulai dari linen, satin, katun, wol, polyester, dan sejenisnya. Benang merupakan komponen yang tak kalah penting, meskipun bukan bahan baku utama layaknya kain namun benang memegang peranan penting dalam proses produksinya. Aksesoris bisa berupa kancing, resleting, dan berbagai perlengkapan lainnya yang dibutuhkan dalam proses produksi pakaian. Tahapan Produksi dalam Industri Garmen Sumber Gambar 2 Tahapan industri dalam manufaktur garmen adalah sebagai berikut Receiving Fabrics tahap penerimaan gulungan kain yang akan jadi bahan baku utama dalam proses produksi. Kain ini akan disimpan dan di stock dalam gudang khusus, sebelum akhirnya diambil untuk digunakan. Fabric Relaxing proses relaksasi kain, bisa dilakukan secara manual atau menggunakan bantuan mesin. Apabila ditemukan adanya kecacatan, maka kain tersebut akan dikembalikan ke supplier untuk retur. Spreading & Form Layout proses pembentangan kain untuk mengidentifikasi adanya kecacatan. Laying peletakan pola kertas di atas lembaran kain sebelum dipotong. Proses ini membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi mengingat sedikit kesalahan bisa berakibat fatal pada hasil cuttingnya. Marking proses menandai kain sesuai dengan pola yang telah dimiliki. Cutting proses pemotongan kain, dilakukan dengan sangat hati-hati mengingat jika ada kesalahan sifatnya permanen dan kain akan jadi “cacat” sehingga tak dapat digunakan kembali. Embroidery dan Screen Printing proses bordir dan sablon sesuai dengan permintaan pembeli. Sewing tahap penjahitan kain oleh operator jahit. Biasanya dalam pabrik garmen, setiap operator akan menjahit bagian pakaian yang sama. Kemudian, hasilnya akan diteruskan ke operator lain. Hal ini sangat berguna untuk mempercepat waktu pekerjaan, dan peningkatan efisiensi serta efektivitas. Checking proses Quality Control QC atau pengecekan pakaian apakah sudah bagus atau belum dan apakah sudah sesuai dengan standar atau belum. Jika belum, pakaian tersebut akan dikembalikan untuk diperbaiki terlebih dahulu. Spot Cleaning dan Laundry proses pembersihan pakaian jika ada noda yang menempel. Fusing dan Pressing tahap peleburan dan pengepresan, biasanya dilakukan dengan menyetrika pakaian jadi tersebut menggunakan setrika uap/jenis setrika lainnya. Packaging dan Shipping tahapan terakhir, proses pengemasan dan pengiriman ke konsumen.
13 Bred. Baru atau second hand, pesona Air Jordan kerap membuat para penggemar sneaker terpikat. Bagi mereka, mendapatkan Air Jordan yang diincar adalah hal wajib. Nah, bagi kamu yang berniat membeli Air Jordan di forum-forum online, atau sekadar menggali informasi seputar sneaker besutan Nike/Jordan Brand ini, tidak ada salahnya menyimak
Seperti sudah menjadi tanggung jawab seorang operator quality control agar tak hanya mampu bekerja dengan mengecek kualitas, tapi juga mengerti apa-apa saja yang ada di ruang lingkup QC tersebut. Dengan salah satunya dalam hal istilah-istilahnya. Dimana perkembangan bahasa yang semakin maju dengan kerumitan yang cukup komplek menjadikan istilah dalam bidang QC sebuah tantangan tersendiri. Nah, bagi anda yang ingin tahu apa saja istilah dalam ruang lingkup Quality Control. Berikut ulasannya. 1001 Istilah Dalam Quality Control QC SINKMARK Product Yang dihasilkan dekok/legok tdk rata. SHORTMOLD Product yang dicetak tidak sempurna kurang material FLASH/BURR Product yang dihasilkan melebihi dari hasil cetak. WARPING Product mengalami bentuk yang bengkok. WELDLINE Product yang dihasilkan terdapat garis yang tebal dan memanjang. DENTED Product yang dihasilkan cacat atau ada luka proses. BROKEN Product mengalami patah dan pecah. CRACK Product retak. FLOWMARK Product yang dihasilkan mengalami bentuk/tanda yang bergelombang SHRINKAGE Product yang dihasilkan mengkerut atau menyusut BUBBLE Product berbentuk ada tanda gelembung SILVER STREAK Semburan warna perak BLACK DOT Tanda bintik hitam WHITE DOT Tanda bintik putih STRIPE Ada tanda belang OIL MARK Ada bekas minyak HIGH GATE Gate yang dihasilkan Tinggi WHISKER Pada product terdapat sisa product lebih seperti rambut. BLUSHING Warna pada product kemerah-merahan DEFORMATION Perubahan bentuk dari aslinya. BOW Ada bentuk haluan pada product DISCOLOROTION Perubahan warna MIX CAVITY Product tercampur DIRTY Product kotor SHORTAGE Kurang quantity pada product DEFLECTION Product mengalami bentuk melintir BUSHING LINE Pada product ada bentuk garis seperti cincin EJECTOR MARK Pada product ada bekas ejector yang menonjol diproduct OPEN UP Mengembang UNEVENNES Pada permukaan product tidak rata UGLY SURFACE Permukaan pada product tidak bagus FRAGILE Muda pecah SHINE Berkilau/bercahaya SHARP EDGE Pada product pada tepi tajam FUNZZ LINT MARK Terkena minyak/pelumas FINGER PRINT Ada tanda bekas tangan GLUE STAINT Kotor akibat lem WRONG PARTS Salah komponen MISSING PARTS Komponen yang lepas MATERIAL MISUSE Salah material PACKING MISTAKE Kesalahan packing COLOR NOT STANDART Warna tidak standar COLOR VARIATION Variasi warna FADING MARK Kehilangan warna/luntur/meleber MOTTLES Bercoreng/corek/burik/kasar FOGGY Berkabut/sedikit gelap PITTING MARK Proses yang kedua POOR STAMPING Salah dekorasi SQUEAK SWIVEL Bercak di lubang SMOOTH Stamping tidak penuh WOBBLE Cacat dekorasi MOLD POCK MARK Jarak/jarak pemisah STEP/MISALIGNMENT Langkah FUNGTION FROBLEM Malah pada pungsi product SQUEAK SWIVEL Decit/derit putaranberderit SMOOTH Halus WOBBLE Goyangstabilitas goyang MOLD POCK MARK Bercak/noda akibat mold release OFF CENTER Tidak lurus/tidak center UNEVENNES THICKNESS Tidak rata ketebalannya SCUFF MARK Lecet DEPECTS/UNDER CUTTING Cacat dari pemotongan LONG GATE Gate yang panjang WAVINESS MARK Bergelombang WATER MARK Bercak air IMPACT DENTED Benyok akibat tabrakan COLLAPSED THREAD Ulir yang bergelombang CRAZE/SPLIT Robek/sobek PART BREAK Komponen yang patah CLOSE HOLE MARK Lubang yang tertutup IMPROVEMET/KAIZEN Perbaikan secara berkesinambungan dan terus menerus ACCEPTANCE Persetujuan LIMIT SAMPLE Batas contoh APPROVE SAMPLE Contoh yang disetujui STANDARD SAMPLE Contoh yang distandarkan PRODUCT DEFECT Kerusakan pada product PREVENTIVE ACTION Tindakan CORRECTIVE ACTION Tindakan perbaikan PROBLEM/TROUBLE Masalah PROBLEM SOLVING Pemecahan masalah VERIFICATION Penelusuran CAUSED Penyebab QUALITY CONTROL Kualitas pengendali ASSURANCE Penjamin QUALITY DEVELOPMENT Perkembangan kualitas ON-HOLD Product yang tunggu keputusan PASS-ON Product yang OK REJECT Product tidak bagus NO GOOD NG Product tidak bagus INSPECTION Pemeriksaan IMPLEMENTATION Pelaksanaan dilapangan Ac Acceptance number Jumlah yang bisa diterima Re Rejection number Jumlah yang tidak bisa diterima AQL Acceptance Quality Limit Check Sheet Work Sheet Lembar Kerja Repair Perbaikan Welding Tambal penambahan material dimold MOLD Cetakan DIMENTION Ukuran THICKNESS ketebalan SPECIFIED Ketetapan/Ketentuan DRAWING Gambar CONVEX Cembung CIRCUMFERENCE Lingkaran SECTION Bagian ETCHING Sketsa/Penggoresan MANUSCRIP Naskah SPECIFICATION Bagian-bagian dari isi SURFACE Permukaan DATUM PLANE Bidang Data RADIUS Jari-jari lingkaran DRAFT Konsep ELLIPSE Bulat panjang EMBOSSING Timbul/muncul BACK VIEW Pandangan belakang LEVEL Tingkat LIMIT Batasan JUDGEMENT Keputusan REWORK Pengerjaan Ulang RECHECK Pemeriksaan Ulang RANDOM Acak RANDOM SAMPLING Pemeriksaan secara acak WEIGHT Berat OVERTIME Lembur TRIAL Percobaan INTERNAL Bagian dalam EXTERNAL Bagian luar PROBLEM Masalah DEFECT Kerusakan TROUBLE Masalah COUNTERMEASURE Penyelesain/Penanganan Masalah PROCEDURE Prosedur/Langkah-langkah WORK INSTRUCTION Intruksi kerja QUALIFICATION Persyaratan BLANK Kosong WORK INSTRUCTION Intruksi kerjaQUALIFICATION PersyaratanBLANK Kosong LOT Jumlah Produksi DIGUNAKAN DINEGARA AMERIKABATCH Jumlah Produksi DIGUNAKAN DINEGARA INGGRISISO The International Organization For StandardizationAUDITEE Organisasi/Perusahaan yang di auditAUDITOR Orang yang mempunyai kualifikasi melaksanakan AuditCATATAN MUTU Bukti dari pelaksanaan kegiatan yang dituangkan dalam formatKALIBRASI Serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrument pengukur atau sistepengukuran atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, denganilai – nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. MATERIAL RESIN Bahan baku biji plastikMR Managemen Representative/Wakil managemenEXPIRED KadaluarsaTEMPORARY Bersifat sementaraAPPREARANCE Kelihatan, PenampilanRELIABILITY Hal tahan ujiNON CONFORMITY KetidaksesuaianASSESMENT PenilaianVISUAL Berdasarkan penglihatan
Adaperusahaan yang sedang membuka kesempatan lowongan kerja Qc,garment, QC, Staff Quality Control, QC Technician dan banyak lagi melalui Indeed.com. Lompat ke Daftar Lowongan, misalnya istilah yang Anda masukkan pada pencarian dan aktivitas lainnya di Indeed. Untuk informasi lebih lanjut, lihat Kebijakan Privasi Indeed. quality control
Mungkin Anda sudah tidak asing lagi mendengar istilah garmen. Meski dari segi kegiatan produksi industri garmen hampir sama dengan konveksi, tailor, dan aktivitas menjahit lainnya. Akan tetapi skala produksi yang perusahaan hasilkan dan jumlah karyawan suatu pabrik sangatlah besar. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan sebuah software inventory yang dapat mengelola secara otomatis mulai dari persediaan barang, memantau proses stok transfer, estimasi kebutuhan inventaris, dan mengefektifkan pengelolaan stok setiap lokasi. Hal inilah yang membedakan industri garmen dengan konveksi dan tailor meskipun sama sama memproduksi pakaian jadi, namun jumlah produksi yang mereka hasilkan lebih sedikit. Oleh sebab itu pabrik garment pasti membutuhkan sebuah software inventory yang dapat membantu operasional perusahaan Anda, untuk mengetahui detail harga dari Software Inventory Anda dapat mengunduh skema harga dari HashMicro dan coba demo secara gratis. Daftar Isi Pengertian Industri Garmen Perbedaan Garmen dan Tekstil Proses Produksi dalam Industri Garmen Istilah dalam Industri Garmen Accessories BOM bill of material Bulk Consumption Finished goods Inspection Bahan Baku yang Digunakan dalam Industri Garmen Mesin-Mesin Penting dalam Industri Garmen Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Produk Industri Garmen Kesimpulan Pengertian Industri Garmen Industri garmen adalah sebuah industri yang memproduksi pakaian jadi atau produksi tekstil dalam skala besar dengan tujuan pasar dalam negeri maupun luar negeri. Produk yang industri hasilkan berupa kaos, kemeja, jaket, jas, almamater, celana dan masih banyak lagi produk yang dapat industri hasilkan. Sehingga karyawan yang bekerja dalam perusahaan ini sangat banyak bisa mencapai ribuan karyawan. Selain itu perusahaan garmen memiliki sistem administrasi dan inventory yang baik serta memiliki peralatan teknologi yang canggih dan modern guna mempercepat proses produksi dengan jaminan kualitas yang baik. Perbedaan Garmen dan Tekstil Industri garmen dan tekstil seringkali digunakan secara bergantian, namun keduanya sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Tekstil adalah industri yang bergerak dalam produksi kain atau bahan mentah untuk digunakan dalam produksi pakaian atau produk tekstil lainnya. Industri tekstil meliputi semua tahap produksi kain, mulai dari bahan mentah seperti kapas atau wol, hingga produk akhir seperti kain rajut atau tenunan. Sementara itu, industri garmen fokus pada produksi pakaian jadi atau busana yang siap pakai. Industri garmen mengambil bahan mentah yang telah industri tekstil hasilkan, seperti kain atau benang, dan mengubahnya menjadi produk akhir dalam bentuk pakaian yang siap pakai. Dalam beberapa kasus, terdapat perusahaan yang memproduksi baik tekstil maupun garmen, namun secara umum, keduanya dapat dianggap sebagai industri yang terpisah dengan fokus yang berbeda dalam proses produksinya. Lengkapi Form Berikut Ini dan Dapatkan Demo Software HashMicro GRATIS! Proses Produksi dalam Industri Garmen Proses produksi dalam industri garmen merupakan serangkaian tahapan yang dilakukan untuk menghasilkan produk garmen yang berkualitas. Berikut adalah beberapa tahapan dalam proses produksi dalam industri garmen, dari bahan baku hingga menjadi produk jadi Pemilihan Bahan Baku Bahan baku merupakan hal penting dalam industri garmen. raw material yang pabrik garment gunakan dalam produksi garmen biasanya berupa kain atau kain rajutan yang pabrik pilih berdasarkan kualitas, tekstur, warna, dan ukuran. Bahan baku yang pabrik garment pilih harus sesuai dengan desain dan kebutuhan produksi. Pemotongan Kain Setelah pabrik memilih bahan baku, tahap selanjutnya adalah pemotongan kain. Kain dipotong sesuai dengan pola desain produk yang akan dihasilkan. Pemotongan kain harus pabrik lakukan dengan teliti dan akurat untuk memastikan ketepatan ukuran dan pola. Penjahitan Setelah kain dipotong, tahap selanjutnya adalah penjahitan. Kain yang sudah pabrik potong dijahit sesuai dengan pola dan desain yang telah ditentukan. Tahap penjahitan harus pabrik lakukan dengan hati-hati dan presisi untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Finishing Setelah produk selesai dijahit, tahap selanjutnya adalah finishing. Finishing meliputi tahap pembersihan, pengeringan, dan penghalusan produk. Finishing pabrik lakukan untuk membuat produk lebih rapi, halus, dan siap untuk dipakai. Quality Control Setelah produk selesai pabrik finishing, tahap selanjutnya adalah quality control. Quality control pabrik garment lakukan untuk memastikan bahwa produk sudah memenuhi standar kualitas pabrik. Tahap ini sangat penting untuk menghindari produk cacat dan memastikan kepuasan pelanggan. Packaging Setelah produk dinyatakan lulus quality control, tahap selanjutnya adalah packaging. Produk pabrik kemas dengan rapi dan sesuai dengan standar packaging yang telah ditentukan. Packaging yang baik akan meningkatkan kesan positif pada pelanggan dan menjaga produk tetap dalam kondisi baik selama pengiriman. Istilah dalam Industri Garmen Dalam industri garmen ada beberapa istilah yang perlu Anda ketahui, istilah ini biasanya digunakan untuk penyebutan suatu barang material yang terdapat pada inventaris ataupun proses produksi pakaian. Berikut adalah beberapa istilah yang dapat Anda ketahui. Accessories Accessories adalah bahan material yang biasa industri gunakan untuk melengkapi sebuah pakaian. Dalam industri ini, accessories dapat berupa kancing, resleting, dan aksesoris lainnya. Accessories juga dapat menambah daya tarik dari sebuah pakaian sehingga dapat meningkatkan harga jual. BOM bill of material BOM atau Bill Of Material adalah daftar bahan baku yang industri butuhkan untuk membuat pakaian. Dalam industri garmen manufaktur BOM biasanya disiapkan oleh merchandiser pabrik. Bill Of material adalah dokumen utama yang industri gunakan oleh setiap peran dalam rantai pasokan seperti desainer, merchandiser, buyer, marketing dan lainnya. Bulk Bulk adalah istilah lain untuk mass production atau produksi dalam jumlah yang besar. Mass production adalah ketika pabrik garmen memproduksi pakaian standar dalam jumlah yang sangat besar sesuai dengan kebutuhan buyer. Consumption Consumption dalam industri garmen adalah istilah penyebutan untuk banyaknya penggunaan sebuah bahan material pada satu garmen. Istilah consumption atau penggunaan dalam fabricenal dengan YY atau yardage yield, contoh consumption atau penggunaan dalam 1 garmen senilai berarti kebutuhan fabric rata-rata adalah yard per garmen. Finished goods Finished goods atau barang jadi adalah sebutan untuk pakaian yang sudah lengkap dengan berbagai macam aksesoris yang pakaian butuhkan pada proses pembuatan dan sudah lolos quality control sehingga siap untuk perusahaan kirim. Inspection Inspection atau inspeksi merupakan istilah dari pengecekan, inspeksi dalam industri garmen sangat penting untuk industri lakukan untuk mengecek material, karena garmen adalah hasil dari perakitan material atau elemen yang berbeda seperti kain, benang jahit, kancing, dan lainnya, melalui proses penjahitan. Baca Juga Tips Mudah Membuat Laporan Keluar Masuk Barang Menggunakan Software Inventory Bahan Baku yang Digunakan dalam Industri Garmen Industri garmen merupakan industri yang memproduksi berbagai macam produk tekstil, mulai dari pakaian, tas, hingga alas kaki. Proses produksi produk garmen dimulai dari bahan baku, oleh karena itu pemilihan bahan baku yang tepat sangat penting untuk menghasilkan produk garmen berkualitas tinggi. Berikut adalah beberapa bahan baku yang sering pabrik gunakan dalam industri garmen Kain atau Bahan Tekstil Kain merupakan bahan baku utama dalam industri garmen. Jenis kain yang pabrik garmen gunakan dapat berupa kain katun, kain wol, kain linen, kain satin, kain polyester, dan masih banyak lagi. Benang Benang juga merupakan bahan baku yang sangat penting dalam industri garmen. Benang pabrik garment gunakan untuk menjahit kain dan membuat berbagai macam motif dan pola pada produk garmen. Kancing, Resleting, dan Aksesori Lainnya Bahan-bahan ini pabrik garmen gunakan untuk menambahkan detail pada produk garmen dan membuat produk menjadi lebih menarik. Jenis-jenis kancing dan resleting yang pabrik gunakan meliputi kancing kayu, kancing logam, resleting berbagai ukuran, dan masih banyak lagi. Mesin-Mesin Penting dalam Industri Garmen Industri garmen merupakan industri yang menggunakan banyak mesin dalam proses produksinya. Mesin-mesin ini membantu meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas produk. Berikut adalah beberapa mesin penting dalam industri ini Mesin Jahit Mesin jahit adalah mesin yang paling umum industri ini gunakan. Mesin ini pabrik garment gunakan untuk menjahit kain dan membuat produk garmen seperti pakaian, tas, dan sepatu. Jenis mesin jahit yang pabrik garment gunakan meliputi mesin jahit lurus, mesin jahit overdeck, mesin jahit zigzag, dan masih banyak lagi. Mesin Potong Kain Selanjutnya yaitu Mesin potong kain. Mesin ini pabrik garment gunakan untuk memotong kain dengan presisi dan efisien. Mesin ini dapat memotong banyak lapisan kain sekaligus dan membentuk pola yang pabrik inginkan. Mesin Bordir Selanjutnya, Mesin bordir. Pabrik garmen menggunakannya untuk membuat pola atau motif pada produk garmen. Mesin ini dapat membuat berbagai macam desain bordir dengan cepat dan akurat. Mesin Press Selanjutnya, Mesin press pabrik gunakan untuk menyetrika produk garmen seperti pakaian dan kain. Mesin ini membantu menghasilkan produk yang lebih rapi dan terlihat lebih baik. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Produk Industri Garmen Kualitas produk industri garmen sangat penting untuk menjaga kepuasan pelanggan dan membangun citra positif perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas produk garmen, mulai dari pemilihan bahan baku hingga proses produksi. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas produk garmen Pemilihan Bahan Baku yang Tepat Pemilihan bahan baku yang berkualitas tinggi dan sesuai dengan produk yang pabrik garment hasilkan sangat penting untuk menghasilkan produk garmen yang berkualitas tinggi. Bahan baku yang kurang baik dapat menyebabkan produk garmen menjadi cepat rusak atau tidak tahan lama. Desain yang Baik Desain produk garmen yang baik dan sesuai dengan pasar dapat meningkatkan nilai jual produk dan membantu meningkatkan kepuasan pelanggan. Proses Produksi yang Baik Selanjutnya, dengan proses produksi yang baik dan efisien dapat membantu meningkatkan kualitas produk garmen. Proses produksi yang buruk dapat menyebabkan produk garmen menjadi cacat dan kurang berkualitas. Kesimpulan Dalam industri garmen terdapat berbagai macam istilah yang biasa peruhaan gunakan untuk memproduksi pakaian. Istilah tersebut orang pakai untuk membantu proses produksi pakaian. Industri garmen saat ini menggunakan software untuk mengelola material dan persediaan dalam gudang, Industri garmen biasanya menggunakan sebuah sistem persediaan barang yang dapat membantu operasional perusahaan. HashMicro menyediakan sebuah Software Inventory yang dapat mengelola tingkat persediaan, memantau proses stok transfer barang, estimasi kebutuhan inventaris, dan efektifkan pengelolaan stok setiap lokasi dengan Sistem Inventory Barang berbasis web terbaik. Tertarik Mendapatkan Tips Cerdas Untuk Meningkatkan Efisiensi Bisnis Anda? Dewi Sartika pemahaman mendalam tentang teknologi, Dewi berkomitmen untuk menciptakan konten yang tidak hanya informatif, tetapi juga menarik dan memotivasi untuk berpikir. Apakah itu melalui menulis tentang teknologi atau topik lain, Dewi selalu berusaha untuk menyampaikan hasil kerja berkualitas tinggi yang terhubung dengan audiens dan memiliki dampak yang tahan lama
Dalamdunia olah raga dan permainan billiard kita akan sering mendengar atau menggunakan istilah-istilah tertentu yang digunakan sebagai sebagai penyebutan sesuatu benda,tindakan atau situasi. Berikut ini adalah beberapa istilah yang sering digunakan dalam lingkungan dan permainan olahraga biliard,biliard,stik billiar,biliar,meja biliard,meja billiard,cue
Abrasion Resistance The ability of a fabric to withstand loss of appearance or surface through surface wear or rubbing. Acrylic Fiber Generic name for man made fibers derived from polyacrylonitrile. Features a soft , woolly hand ; wash and wear performance ; brilliant high shade colors ; good sunlight and wrinkle resistance. Air Jet Spinning During Air Jet Spinning yarn is made by wrapping fibers around a core stream of fibers with compressed air. In this process , the fibers are stretched to the appropriate size , then fed to the air jet chambers where they are twisted , first in one direction , then in the reverse direction in a second chamber. The yarn is stabilized after each operation. Yarn produced on Air Jet pills less because the spinning process creates a tighter outer wrap which holds typically loose polyester fibers experienced in Open End Spinning in place. Fewer loose polyester fibers means less pilling. Argyle A popular design for knitted fabrics, both hand and machine knit. Two or three colors generally are used in a diamond-shaped pattern. Banded Fabric is folded double and sewn down. Refers to tee shirt collars and staff shirt sleeves Basketweave A variation of a plain weave in which two or more yarns weave alike in both the warpVertical and Filling Horizontal directions. The name probably derives from the similarity to basket work structures. The weave produces a rather LOOSE construction. Berber A texture very similar to Sherpa, but with a heavier, more woolen texture - used for Outerwear Bird's-eye A pattern that resembles a bird’s eye. Buckram backing Stiff fabric used to give shape and form to items like caps, belts, etc. Also used to stabilize embroidery, edges. Burguntal Cloth Constructed from 100% nylon. This durable base fabric has a water repellent finish applied to the face, which prevents water drops from soaking into the back is coated with Polyurethane for added water resistance and wind protection. Byron Collar Collar with large points and not much of a roll; named after the English poet Lord Byron. Cap Sleeves Sleeve type used mainly in ladies styles but is also used in unisex styles. Standard tee sleeve length is approximately to the elbow. Cap sleeves would fall midway between the elbow and the shoulder. Carded Cotton Yarn that has been cleaned, aligned and formed into a continuous untwisted strand but has NOT gone through additional spinning processes like combing or ringspinning. Carding Preliminary process in yarn spinning. Fibers are separated and made into more parallel-untwisted strand called SLIVERS. This process also removes most of the impurities and a certain amount of short or broken fibers. Center line/ Center Crease Helps line up garment for screenprint or - if line is not actually centered,it is more difficult to center logo. Chevron A zigzag stitch VERY similar to Herringbone Colorfast A term used to describe fabrics of sufficient color retention so that no noticeable changes in shed takes place during the “normal” life of the garment. Constructed Crown of a cap has Buckram to give the cap shape even when it is not being worn. Coolmax Certification mark of the Dupont Company, for knitted fabrics made of POLYESTER fibers that are grooved on the outside to facilitate better wicking and moisture evaporation. Cordura Trademark of Dupont Company, for air-textured nylon yarn. Core Vents Efficiently dissipate excess body heat and perspiration vapor. Cotton Cotton is named for a shrubby plant genus Gossypium of the MALLOW family, for the fibers surrounding the seeds, and for the cloth woven from the spun fibers. Each of the seeds, which are contained in capsules, or bolls, is surrounded by white or cream-colored downy fibers that flatten and twist naturally as they dry. Cotton is tropical in origin but is now cultivated worldwide. It has been spun, woven, and dyed since prehistoric times. Coverseaming/Coverstitching Two needles to overlap the threads underneath, reinforcing the seams with a smooth layer of threads. looks similar to double needle stitching Crocking The tendency of excess dyes to rub off. Napped a pile fabrics in deep colors are most likely to crock. Industry has set standards and tests to measure and prevent crocking. With the PIGMENT dye process this can occur if the garment is NOT washed before worn. CrossWinds Lightweight wind protection. CrossWinds shells are extremely packable and compressible. Denier Is to polyester as Singles is to cotton, however with Denier, the SMALLER the number of denier the THINNER the strand of polyester and the LARGER the number the THICKER the strand of polyester. This is the OPPOSITE of singles. Dobby When weaving fabric - geometric shapes are woven into the weaving pattern. DryPoint ™ Semi-Oxford A modified basket weave of 100% Nylon coated with Ether-based Poly Urethane. Extremely durable and absolutely waterproof. End-On-End An alternating color or striped effect. Enzyme Wash A fabric softening process that gives a soft hand to fabric and wears the color VERY slightly. Does NOT have a washed out look like PIGMENT DYE. Four-needle stitching Used to reinforce the waistband in shorts and sweatpants. French Placket Is to woven shirts as a set-on placket is to staff shirts. Glen Plaid Popular Scottish pattern for sportswear characterized by checks of two different sizes with similar color patterns. Made in many grades of fabric. Graded Collar The size of the collar changes proportionally with the size of the shirt. Greige Gray Goods Knitted or woven fabrics of all fibers in an unfinished state, after they have been woven and before dyeing or finishing. Grommet An eyelet of firm material ex Metal to strengthen or protect an opening. Gusset Insert as in the sleeve seam or side panel - Crossgrain crew to widen and strengthen. Hand The “feel” of a fabric or print. Heather Blended fibers combined to create a vari-colored effect; heather gray. Heathered fabric typically contains 3 fibers cotton, polyester or rayon. In any of the garments that ALPHA carries an ASH or BIRCH or Heather Grey, Steel Grey, Light Steel, etc. The name may vary per mill these colors are NEVER 100% Cotton. Another fiber MUST be added with the cotton in order to achieve the necessary color. PLEASE NOTE If a fabric contains 95% cotton it can be LEGALLY labeled 100% cotton, however, the mills that ALPHA carries will state the proper content on the garment label for these colors. HyventMicro Failleweave A 100% coated Nylon flat ribbed fabric that is waterproof, windproof and very breathable with excellent abrasion and durability characteristic. Treated with a Durable Water Repellant finish to shed water. Interlock Double knit construction makes this the heaviest of the 3 to a Jersey knit except both front and back of the fabric look is the tightest weave, gives the smoothest surface and the finest hand. Jacquard A design or pattern in the fabric and/or collar Kangaroo Pocket A large front single pocket, with side openings allowing both hands to be inserted, meeting in the Middle.See Also muff pocket Kasha lining A lining principally for jackets featuring cotton flannel, napped face and imitation chambray back Knapping Refers to the inside of a fleece garment. Garment fabric brushed with a wire brush to give a very soft hand. Kodel Polyester fiber created and trademarked by Eastman Kodak Co. Lisle Yarn Refers to type of yarn. This type of yarn has a soft hand is a very fine count singles and is 2 ply. Low Profile Any crown of a cap that is LESS than 4” in height. Not to be confused with DO have low profile caps that are STRUCTURED. Lyocell Generic name for TENCEL Marled Yarn Twisting a solid color yarn with a yarn of various colors to create a varied color effect. Medium Weight Classification for fabric of 22 to 24 single yarn, where the number of yarn denotes the overall fabric weight. Melton Wool A heavily felted non-lustrous fabric. The heaviest type is used in outerwear. Mercerization Treatment for fabric cotton yarn or cloth that swells the fiber and gives it LUSTER or shine. Slightly preshrinks yarn and makes it stronger. This also helps with dye acceptance and improves fabric absorbency. Moleskin Supposed to simulate fur of a mole. Carded cotton is knapped or brushed and then sheared for smoothness to provide a suede fur effect. MTR Fleece™ Maximum Thermal Retention A non-pilling, 100% polyester fleece that provides a soft, warm insulating layer. Weighing about half as much as wool, MTR Fleece™ is quick drying and remains warm even when wet. Muff pocket A large front single pocket, with side openings allowing both hands to be inserted, meeting in the middle. See also kangaroo pocket Nailhead A woven in or engineered design. Neoprene A generic name for a type of synthetic rubber. Nu-Blend Jerzees Trademark process of spinning yarn that virtually eliminates pilling. Omni-Dry™ Process keeps you dry and warm whatever the activity by drawing moisture to the fabric face where it wicks across the surface and evaporates. The rate of evaporation increases with the amount of moisture. Open End Spinning A system of spinning based on the concept of introducing twist to the yarn by rotating the yarn end at a gap in the flow of fibers between the delivery system and the yarn package; a much faster operation than ring spinning. Open-end yarn has a coarser hand than ring spun cotton. Oxford A modified plain or weave. Can be striped or checked by using groups of various colored yarn. Piece Dyed This term is used when the knitted cloth is dyed, prior to being assembled into a finished product. Pilling Accumulation of fibers on the surface of a fabric, caused by wear and washing. In 50/50 fabric, cotton fibers tear and become tangled with the stronger fibers on the surface of the higher cotton content results in less pilling. Pima Cotton Refers to type of cotton. Originally grown by the Pima Indians in the South West part of the United States. It’s natural color is yellow as opposed to white for other cotton. It’s a very fine, long staple refers to the length of the individual fibers cotton. It is a very soft and strong fiber that accepts dye well. Pinwale A very narrow ridge or rib in a fabric from 16 to 23 wales to the inch EX Pinwale corduroy. Pique Pee-kay A knit sometimes called LaCoste because that company popularized its a distinct right and wrong right side resembles a Honey Comb or a waffle and the wrong side is flat and a course firm hand an generally uses fine yarns. Placket A slit extending down the front of a shirt from the neck. The slit is usually secured with buttons Poly Nosic Type of fabric that has a TWILL texture with a VERY soft “silk like” feel. This fabric will also protect against 95% of the UV rays from the sun. Quarter Turning Eliminates the center line by rotating the shirt at 900 so that the fold line is then under the arms. Currently, imprinters like this feature because it eliminates the center line. Quilted jacket Jacket featuring a lining with two or more layers and a padded filling. Raglan A type of sleeve sewn in with seams slanting outward from the neck to the underarm. Reinforced Placket X-Box A square or rectangular sewn area used to strengthen and reinforce the bottom of a placket. Rib knit A form of knit fabric with vertical rows of knitting loops visible on both sides of the fabric features more elasticity than jersey knit. Ring Spun Cotton Yarn produced on ring frame equipment; typically, this is a finer yarn, producing a softer hand. Ringer T-shirt, with solid body featuring ribbed crew neck and sleeve bands in a contrasting color. Ripstop Very fine woven fabric, often NYLON, with coarse, strong yarns spaced at intervals so that tears will not spread. Saddle Shoulder Variation of a raglan sleeve, where the shoulder portion forms a straight band cut in the same piece with the sleeve. It is seamed front and back parallel to the shoulder instead of at an angle as in raglan style. Seamless Tubular Collar Increases durability of collar and prevents splitting of collar seams. Self collar Collar comprised of the same type of piece goods used in the shirt body. The collar is made by sewing the two collar parts together with a lining in the center for support.As in tanks tops and ladies items Set-in Sleeves Style of sleeve, which is sewn into the shoulder seam. The seam is straight up and down from the shoulder seam to the underarm. as opposed to the neck in RAGLAN sleeves. Sherpa As garment is woven, the outside of the fabric is brushed with a wire brush to give the garment a very soft “fuzzy” feel. Shoulder-to-Shoulder Taping Shoulder seams, as well as neck seam are covered by tape or binding. This reinforces shoulder and neck seams, and reduces separation of the seams. Shrinkage Rate Approximately 4 - 5 % on most 100 % garments after pre-shrinking or compacting Sitka A long-lasting, super-waterproof coating made perfect for wet weather Structured Crown of a cap has Buckram to give the cap shape even when it is not being worn. Tactel Trademark of the Dupont Company, for filament nylon fiber. Talkeetna Design for all-season active outdoor sports, Talkeetna shells use Core Vents and our new Hyvent waterproof/breathable coating to help keep your body cool and dry. Tencel Trademark of Courtlands. The first new fiber to be introduced in over 50 years. Made from the natural cellulose found in trees especially grown for this purpose. When one tree is harvested another is planted. Characteristics * Very strong fiber * Soft, smooth hand * Excellent DRAPE when worn * Machine washable & Dryable * Low shrinkage * Wrinkle resistance Undervisor The colored material on the bottom side of the visor. Years ago, the undervisor was always green because this color was considered easiest on the eyes. Today, however, we do have silver underbills, however, in most circumstances, the color of the undervisor matches the color of the cap. Unstructured/Unconstructed When there is no buckram in the crown of a cap. The cap only has shape when placed on the head. Visor Peak The front of the hat or cap that extends out from the front panel and acts as a sunshade. Also, a type of headwear that consists of the peak or sunshade only so that the top of the head is exposed. When referring to a full cap, visor is interchangeable with peak. V-notch Triangular 2-ply patch of material sewn to the front of the neck for decorative purposes. Waffle Stitch used in KNIT goods to produce a series of square waffle-like designs. Wales The individual loops of a course vertical rows of loops also, when referring to corduroy, the amount of ridges per inch in the fabric. Water-Repellant The characteristic of a fiber to resist wetting. Most water repellent garments have a COATING to achieve water repellence. Welted Sleeve Cuffs ONE piece of rib knit material sewn on the cuff, collar or placket of a shirt. Yarn dyeing Yarn, which has been dyed prior to the weaving of the goods; follows the spinning of the yarn. Yoke A part of a garment fitted closely to the shoulders. Abrasion Resistance The ability of a fabric to withstand loss of appearance or surface through surface wear or rubbing. Acrylic Fiber Generic name for man made fibers derived from polyacrylonitrile. Features a soft , woolly hand ; wash and wear performance ; brilliant high shade colors ; good sunlight and wrinkle resistance. Air Jet Spinning During Air Jet Spinning yarn is made by wrapping fibers around a core stream of fibers with compressed air. In this process , the fibers are stretched to the appropriate size , then fed to the air jet chambers where they are twisted , first in one direction , then in the reverse direction in a second chamber. The yarn is stabilized after each operation. Yarn produced on Air Jet pills less because the spinning process creates a tighter outer wrap which holds typically loose polyester fibers experienced in Open End Spinning in place. Fewer loose polyester fibers means less pilling. Argyle A popular design for knitted fabrics, both hand and machine knit. Two or three colors generally are used in a diamond-shaped pattern. Banded Fabric is folded double and sewn down. Refers to tee shirt collars and staff shirt sleeves Basketweave A variation of a plain weave in which two or more yarns weave alike in both the warpVertical and Filling Horizontal directions. The name probably derives from the similarity to basket work structures. The weave produces a rather LOOSE construction. Berber A texture very similar to Sherpa, but with a heavier, more woolen texture - used for Outerwear Bird's-eye A pattern that resembles a bird’s eye. Buckram backing Stiff fabric used to give shape and form to items like caps, belts, etc. Also used to stabilize embroidery, edges. Burguntal Cloth Constructed from 100% nylon. This durable base fabric has a water repellent finish applied to the face, which prevents water drops from soaking into the back is coated with Polyurethane for added water resistance and wind protection. Byron Collar Collar with large points and not much of a roll; named after the English poet Lord Byron. Cap Sleeves Sleeve type used mainly in ladies styles but is also used in unisex styles. Standard tee sleeve length is approximately to the elbow. Cap sleeves would fall midway between the elbow and the shoulder. Carded Cotton Yarn that has been cleaned, aligned and formed into a continuous untwisted strand but has NOT gone through additional spinning processes like combing or ringspinning. Carding Preliminary process in yarn spinning. Fibers are separated and made into more parallel-untwisted strand called SLIVERS. This process also removes most of the impurities and a certain amount of short or broken fibers. Center line/ Center Crease Helps line up garment for screenprint or - if line is not actually centered,it is more difficult to center logo. Chevron A zigzag stitch VERY similar to Herringbone Colorfast A term used to describe fabrics of sufficient color retention so that no noticeable changes in shed takes place during the “normal” life of the garment. Constructed Crown of a cap has Buckram to give the cap shape even when it is not being worn. Coolmax Certification mark of the Dupont Company, for knitted fabrics made of POLYESTER fibers that are grooved on the outside to facilitate better wicking and moisture evaporation. Cordura Trademark of Dupont Company, for air-textured nylon yarn. Core Vents Efficiently dissipate excess body heat and perspiration vapor. Cotton Cotton is named for a shrubby plant genus Gossypium of the MALLOW family, for the fibers surrounding the seeds, and for the cloth woven from the spun fibers. Each of the seeds, which are contained in capsules, or bolls, is surrounded by white or cream-colored downy fibers that flatten and twist naturally as they dry. Cotton is tropical in origin but is now cultivated worldwide. It has been spun, woven, and dyed since prehistoric times. Coverseaming/Coverstitching Two needles to overlap the threads underneath, reinforcing the seams with a smooth layer of threads. looks similar to double needle stitching Crocking The tendency of excess dyes to rub off. Napped a pile fabrics in deep colors are most likely to crock. Industry has set standards and tests to measure and prevent crocking. With the PIGMENT dye process this can occur if the garment is NOT washed before worn. CrossWinds Lightweight wind protection. CrossWinds shells are extremely packable and compressible. Denier Is to polyester as Singles is to cotton, however with Denier, the SMALLER the number of denier the THINNER the strand of polyester and the LARGER the number the THICKER the strand of polyester. This is the OPPOSITE of singles. Dobby When weaving fabric - geometric shapes are woven into the weaving pattern. DryPoint ™ Semi-Oxford A modified basket weave of 100% Nylon coated with Ether-based Poly Urethane. Extremely durable and absolutely waterproof. End-On-End An alternating color or striped effect. Enzyme Wash A fabric softening process that gives a soft hand to fabric and wears the color VERY slightly. Does NOT have a washed out look like PIGMENT DYE. Four-needle stitching Used to reinforce the waistband in shorts and sweatpants. French Placket Is to woven shirts as a set-on placket is to staff shirts. Glen Plaid Popular Scottish pattern for sportswear characterized by checks of two different sizes with similar color patterns. Made in many grades of fabric. Graded Collar The size of the collar changes proportionally with the size of the shirt. Greige Gray Goods Knitted or woven fabrics of all fibers in an unfinished state, after they have been woven and before dyeing or finishing. Grommet An eyelet of firm material ex Metal to strengthen or protect an opening. Gusset Insert as in the sleeve seam or side panel - Crossgrain crew to widen and strengthen. Hand The “feel” of a fabric or print. Heather Blended fibers combined to create a vari-colored effect; heather gray. Heathered fabric typically contains 3 fibers cotton, polyester or rayon. In any of the garments that ALPHA carries an ASH or BIRCH or Heather Grey, Steel Grey, Light Steel, etc. The name may vary per mill these colors are NEVER 100% Cotton. Another fiber MUST be added with the cotton in order to achieve the necessary color. PLEASE NOTE If a fabric contains 95% cotton it can be LEGALLY labeled 100% cotton, however, the mills that ALPHA carries will state the proper content on the garment label for these colors. HyventMicro Failleweave A 100% coated Nylon flat ribbed fabric that is waterproof, windproof and very breathable with excellent abrasion and durability characteristic. Treated with a Durable Water Repellant finish to shed water. Interlock Double knit construction makes this the heaviest of the 3 to a Jersey knit except both front and back of the fabric look is the tightest weave, gives the smoothest surface and the finest hand. Jacquard A design or pattern in the fabric and/or collar Kangaroo Pocket A large front single pocket, with side openings allowing both hands to be inserted, meeting in the Middle.See Also muff pocket Kasha lining A lining principally for jackets featuring cotton flannel, napped face and imitation chambray back Knapping Refers to the inside of a fleece garment. Garment fabric brushed with a wire brush to give a very soft hand. Kodel Polyester fiber created and trademarked by Eastman Kodak Co. Lisle Yarn Refers to type of yarn. This type of yarn has a soft hand is a very fine count singles and is 2 ply. Low Profile Any crown of a cap that is LESS than 4” in height. Not to be confused with DO have low profile caps that are STRUCTURED. Lyocell Generic name for TENCEL Marled Yarn Twisting a solid color yarn with a yarn of various colors to create a varied color effect. Medium Weight Classification for fabric of 22 to 24 single yarn, where the number of yarn denotes the overall fabric weight. Melton Wool A heavily felted non-lustrous fabric. The heaviest type is used in outerwear. Mercerization Treatment for fabric cotton yarn or cloth that swells the fiber and gives it LUSTER or shine. Slightly preshrinks yarn and makes it stronger. This also helps with dye acceptance and improves fabric absorbency. Moleskin Supposed to simulate fur of a mole. Carded cotton is knapped or brushed and then sheared for smoothness to provide a suede fur effect. MTR Fleece™ Maximum Thermal Retention A non-pilling, 100% polyester fleece that provides a soft, warm insulating layer. Weighing about half as much as wool, MTR Fleece™ is quick drying and remains warm even when wet. Muff pocket A large front single pocket, with side openings allowing both hands to be inserted, meeting in the middle. See also kangaroo pocket Nailhead A woven in or engineered design. Neoprene A generic name for a type of synthetic rubber. Nu-Blend Jerzees Trademark process of spinning yarn that virtually eliminates pilling. Omni-Dry™ Process keeps you dry and warm whatever the activity by drawing moisture to the fabric face where it wicks across the surface and evaporates. The rate of evaporation increases with the amount of moisture. Open End Spinning A system of spinning based on the concept of introducing twist to the yarn by rotating the yarn end at a gap in the flow of fibers between the delivery system and the yarn package; a much faster operation than ring spinning. Open-end yarn has a coarser hand than ring spun cotton. Oxford A modified plain or weave. Can be striped or checked by using groups of various colored yarn. Piece Dyed This term is used when the knitted cloth is dyed, prior to being assembled into a finished product. Pilling Accumulation of fibers on the surface of a fabric, caused by wear and washing. In 50/50 fabric, cotton fibers tear and become tangled with the stronger fibers on the surface of the higher cotton content results in less pilling. Pima Cotton Refers to type of cotton. Originally grown by the Pima Indians in the South West part of the United States. It’s natural color is yellow as opposed to white for other cotton. It’s a very fine, long staple refers to the length of the individual fibers cotton. It is a very soft and strong fiber that accepts dye well. Pinwale A very narrow ridge or rib in a fabric from 16 to 23 wales to the inch EX Pinwale corduroy. Pique Pee-kay A knit sometimes called LaCoste because that company popularized its a distinct right and wrong right side resembles a Honey Comb or a waffle and the wrong side is flat and a course firm hand an generally uses fine yarns. Placket A slit extending down the front of a shirt from the neck. The slit is usually secured with buttons Poly Nosic Type of fabric that has a TWILL texture with a VERY soft “silk like” feel. This fabric will also protect against 95% of the UV rays from the sun. Quarter Turning Eliminates the center line by rotating the shirt at 900 so that the fold line is then under the arms. Currently, imprinters like this feature because it eliminates the center line. Quilted jacket Jacket featuring a lining with two or more layers and a padded filling. Raglan A type of sleeve sewn in with seams slanting outward from the neck to the underarm. Reinforced Placket X-Box A square or rectangular sewn area used to strengthen and reinforce the bottom of a placket. Rib knit A form of knit fabric with vertical rows of knitting loops visible on both sides of the fabric features more elasticity than jersey knit. Ring Spun Cotton Yarn produced on ring frame equipment; typically, this is a finer yarn, producing a softer hand. Ringer T-shirt, with solid body featuring ribbed crew neck and sleeve bands in a contrasting color. Ripstop Very fine woven fabric, often NYLON, with coarse, strong yarns spaced at intervals so that tears will not spread. Saddle Shoulder Variation of a raglan sleeve, where the shoulder portion forms a straight band cut in the same piece with the sleeve. It is seamed front and back parallel to the shoulder instead of at an angle as in raglan style. Seamless Tubular Collar Increases durability of collar and prevents splitting of collar seams. Self collar Collar comprised of the same type of piece goods used in the shirt body. The collar is made by sewing the two collar parts together with a lining in the center for support.As in tanks tops and ladies items Set-in Sleeves Style of sleeve, which is sewn into the shoulder seam. The seam is straight up and down from the shoulder seam to the underarm. as opposed to the neck in RAGLAN sleeves. Sherpa As garment is woven, the outside of the fabric is brushed with a wire brush to give the garment a very soft “fuzzy” feel. Shoulder-to-Shoulder Taping Shoulder seams, as well as neck seam are covered by tape or binding. This reinforces shoulder and neck seams, and reduces separation of the seams. Shrinkage Rate Approximately 4 - 5 % on most 100 % garments after pre-shrinking or compacting Sitka A long-lasting, super-waterproof coating made perfect for wet weather Structured Crown of a cap has Buckram to give the cap shape even when it is not being worn. Tactel Trademark of the Dupont Company, for filament nylon fiber. Talkeetna Design for all-season active outdoor sports, Talkeetna shells use Core Vents and our new Hyvent waterproof/breathable coating to help keep your body cool and dry. Tencel Trademark of Courtlands. The first new fiber to be introduced in over 50 years. Made from the natural cellulose found in trees especially grown for this purpose. When one tree is harvested another is planted. Characteristics * Very strong fiber * Soft, smooth hand * Excellent DRAPE when worn * Machine washable & Dryable * Low shrinkage * Wrinkle resistance Undervisor The colored material on the bottom side of the visor. Years ago, the undervisor was always green because this color was considered easiest on the eyes. Today, however, we do have silver underbills, however, in most circumstances, the color of the undervisor matches the color of the cap. Unstructured/Unconstructed When there is no buckram in the crown of a cap. The cap only has shape when placed on the head. Visor Peak The front of the hat or cap that extends out from the front panel and acts as a sunshade. Also, a type of headwear that consists of the peak or sunshade only so that the top of the head is exposed. When referring to a full cap, visor is interchangeable with peak. V-notch Triangular 2-ply patch of material sewn to the front of the neck for decorative purposes. Waffle Stitch used in KNIT goods to produce a series of square waffle-like designs. Wales The individual loops of a course vertical rows of loops also, when referring to corduroy, the amount of ridges per inch in the fabric. Water-Repellant The characteristic of a fiber to resist wetting. Most water repellent garments have a COATING to achieve water repellence. Welted Sleeve Cuffs ONE piece of rib knit material sewn on the cuff, collar or placket of a shirt. Yarn dyeing Yarn, which has been dyed prior to the weaving of the goods; follows the spinning of the yarn. Yoke A part of a garment fitted closely to the shoulders.
Jadikesimpulannya, Secara garis besar QA membuat sistem pemastian mutu, sedangkan QC memastikan ouput dari sistem itu memang benar-benar memenuhi persyaratan mutu. Sekian pembahasan mengenai 6 perbedaan antara Quality Control dan Quality Assurance. Semoga bermanfaat. Silahkan jika ada pertanyaan, bisa mengisi di kolom komentar.
Istilah- istilah dalam bidang apparel and garment Accessories merupakan material pelengkap pakaian. Misalnya zipper resleting, button kancing AD merupakan singkatan dari Article Description yang berisi tentang semua keperluan yang ada untuk satu pembuatan garment, baik dari segi design, material yang digunakan, warna yang dipilih, jenis jahitan pada garment, artwork pada garment, packaging dan lain sebagainya yang menyangkut pada detail garment. BOM Merupakan singkatan dari Bill of Material yang berisi material yang digunakan oleh germent tersebut. BOM sendiri merupakan salah satu part yang ada pada AD. Bulk merupakan istilah lain untuk mass production atau produksi dalam jumlah besar. Bundle merupakan sejumlah ikatan komponen dalam pakaian. Misalnya bagian lengan untuk potongan kain pertama hingga bagian lengan untuk potongan ke 100. Button disebut “kancing baju” dalam keseharian. Consumption merupakan istilah untuk penyebutan banyaknya penggunaan material pada satu garment. Embroidery merupakan proses border. Fabric merupakan bahasa inggris dari kain dan bahasa yang kerap dipakai dalam industry textile and garment. Face dalam dunia garment, face yang dimaksud disini adalah face dari fabric. Sehingga face adalah bagian depan dari fabric yang nantinya merupakan tampak luar dari garment tersebut. Finished goods merupakan bahasa lain dari garment yang sudah lolos QC dan siap untuk dikirimkan. Garment merupakan penyebutan global untuk barang jadi setelah sewing. Misalnya adalah penyebutan pants, t-shirt, jacket. Grouping adalah istilah untuk pengelompokan yang didasarkan pada standard yang diberikan oleh buyer. Sehingga akan memberikan status grade pada material tersebut. Interlining merupakan kain yang digunakan untuk pengeras komponen tertentu pada pakaian. Inspection merupakan istillah lain dari pengecekan. Pengecekan dalam hal ini condong pada istilah pengecekan material. Karena untuk garment setengah jadi akan di beri istilah QC. Knuckle adalah bagian dari pocket. Atau lebih jelasnya adalah bagian sisi pocket yang terkena punggung tangan. Layer merupakan banyaknya tumpukan kain. Atau biasa di sebut “lapisan” dalam bahasa keseharian. Lining sisi dalam pada garment. Misal baju yang memilikki 2 layer untuk fabricnya, maka bagian sisi dalam yang menyentuh kulit kita di sebut lining. Lot biasanya digunakan dalam penyebutan jumlah fabric. 1 lot fabric adalah satu lembar dangan panjang tertentu fabric dalam satu kali pencelupan warna atau satu kali produksi fabric. Marker merupakan gambar penataan pola dalam satu kertas untuk acuan cutting. Merchandiser adalah sebutan bagi karyawan yang bertugas untuk berhubungan dengan buyer untuk membicarakan semua tentang style yang akan dipesan oleh buyer. Needle adalah bahasa inggris dari jarum dan sering digunakan sebagai bahasa garment. Numbering merupakan proses penomoran untuk setiap lapis kain yang telah dipotong. Berguna untuk memudahkan penyatuan saat proses jahit, karena potongan lapis pertama kain harus digabungkan dengan potongan lain di lapis pertama kain tersebut untuk menghindari adanya shading. Palm merupakan bagian dari pocket. Atau dalam sebutan lain untuk sisi pocket yang terkena telapak tangan. Panel merupakan potongan bagian dalam satu kesatuan garment. Pass Merupakan istilah untuk material atau garment lolos dari tahap tersebut. Pocket sebutan lain untuk “kantong” atau “saku” Pola disebut juga pattern, merupakan acuan dalam pemotongan satu bagian garment. Biasanya terbuat dari kertas karton tebal. Roll biasanya digunakan untuk penyebutan material yang berbentuk gulungan. Misal satu roll fabric, maka maksudnya disini adalah satu gulung fabric. Sewing merupakan proses jahit. Shading merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut perbedaan warna pada satu garment. Jika pada lengan dan body terdapat perbedaan warna, padahal memiliki jenis dan warna yang sama, maka perbedaan warna tersebut di sebut sebagai shading, Shell merupakan sisi luar dari garment. Jika fabric memiliki face, maka garment memiliki shell. Yang dalam kata lainnya adalah sisi garment yang nampak atau terlihat di luar. Shrinkage merupakan istilah dari penyusutan SMV merupakan waktu dalam minute yang digunakan dalam pembuatan satu garment. “ Standard Minute Value”. Spreading merupakan proses gelaran kain sebelum dilakukan cutting untuk pembuatan garment. Stitch merupakan istilah untuk jahitan. Style merupakan model garment yang di pesan oleh buyer. Warehouse disebut gudang. Dalam bidang apparel and garment, gudang biasanya dibagi menjadi gudang material dan gudang finished goods. Zipper sebutan lain untuk resleting. Dan masih banyak lainnya..
nF7T91A. trv94ddwnm.pages.dev/279trv94ddwnm.pages.dev/163trv94ddwnm.pages.dev/131trv94ddwnm.pages.dev/42trv94ddwnm.pages.dev/379trv94ddwnm.pages.dev/161trv94ddwnm.pages.dev/44trv94ddwnm.pages.dev/159
istilah istilah dalam qc garment